Muhammadiyah Siapkan Antisipasi Kenaikan Kasus Covid-19
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Agus Samsudin, Ketua Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PP Muhammadiyah. | Foto: Dokumen.
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Libur Lebaran tahun ini tetap menimbulkan kekhawatiran banyak pihak bisa menjadi pemicu peningkatan kasus covid-19 di Indonesia setelah Idul Fitri nanti. Walaupun, penyekatan mudik sudah dilakukan pemerintah di banyak titik.
Kekhawatiran muncul setelah ada warga yang tetap lolos mudik meski tidak sebanyak kondisi normal. Kemudian, mobilitas merayakan Idul Fitri cukup tinggi, banyak warga wisata tanpa prokes dan arus kedatangan WNA di tengah penyekatan ketat bagi WNI.
Selain potensi peningkatan kasus, Indonesia diharapkan ancaman munculnya varian Covid-19 yang berasal dari berbagai negara. Varian baru itu ada B.117 asal Inggris, kemudian B.1351 asal Afrika Selatan, dan varian mutasi ganda dari India B. 1617.
Dari ketiga varian tersebut, B.117 menjadi varian yang dilaporkan paling banyak muncul di berbagai negara. Varian itu turut mempunyai tingkat penularan lebih tinggi 36-75 persen dibandingkan dengan jenis virus yang beredar sebelumnya.
Untuk mengantisipasi peningkatan kasus Covid-19 tersebut, Muhammadiyah sebagai salah satu pihak yang terus konsisten membantu pemerintah dan rakyat Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-19, menyiapkan beberapa langkah antisipasi.
Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) PP Muhammadiyah, Agus Samsudin mengatakan, mereka menyiapkan langkah-langkah promotif, preventif, dan kuratif. Hal itu untuk antisipasi peningkatan jumlah kasus Covid-19 pasca libur Idul Fitri ini.
"Langkah itu terus dilakukan secara konsisten. Kami terus mengampanyekan penerapan prokes pencegahan Covid-19 dengan menggelar agenda seperti webinar, pengajian dan Covid-19 Talk yang disiarkan lewat berbagai media milik Muhammadiyah maupun umum," kata Agus, Senin (17/5).
Lalu, lewat baliho atau spanduk di berbagai area publik dan penerbitan panduan-panduan terkait Covid-19. Secara preventif prokes diterapkan di kantor-kantor Muhammadiyah, Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), dan acara-acara lingkup internal.
Penyelenggaraan berbagai acara di internal Muhammadiyah dilaksanakan secara daring atau jika tidak pasti dilaksanakan dengan prokes yang ketat. Vaksinasi juga sudah beberapa kali dilakukan di berbagai tempat dan menyasar puluhan ribu warga.
"Dalam waktu dekat, kami akan melaksanakan vaksinasi lintas agama di Universitas Muhammadiyah Surakarta dan kawasan Indonesia Timur," ujar Agus.
Untuk penanganan kuratif, Agus menuturkan, mereka tetap mengandalkan penanganan pasien Covid-19 melalui Rumah Sakit Muhammadiyah Aisyiyah (RSMA) di berbagai daerah. Yang mana, selama lebih dari setahun ini sudah menjalankan layanan covid-19.
Layanan perawatan pasien Covid-19 di 84 RSMA di seluruh Indonesia, shelter-shelter Covid-19 yang terkoneksi rumah sakit, dan isolasi mandiri di rumah dan tim perawatan jenazah covid. Serta, tim logistik yang membantu masyarakat yang isolasi mandiri.
Dengan potensi peningkatan kasus dan masuknya varian baru, Agus menekankan prokes terus diterapkan. Cara paling efektif tidak lain konsisten menerapkan 5M seperti menjaga jarak, mencuci tangan, memakai masker, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan.
"Kami juga berharap pemerintah tegas menutup tempat-tempat wisata karena terbukti banyak yang tidak mengindahkan prokes," katanya.