Korban Terakhir Perahu Terbalik Kedung Ombo Ditemukan
Rep: Binti Sholikah/ Red: Fernan Rahadi
Sejumlah relawan mengevakuasi korban tenggelamnya perahu rombongan wisata di Waduk Kedung Ombo, Wonoharjo, Kemusu, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (15/5/2021). Sebanyak 20 penumpang perahu rombongan wisata air mengalami kecelakaan di waduk tersebut. Hingga Sabtu (15/5) pukul 19.00 WIB, enam dari sembilan korban tenggelam ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan 11 penumpang selamat. | Foto: ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI - Tim gabungan berhasil menemukan korban terakhir dari insiden terbaliknya perahu wisata di Waduk Kedung Ombo di wilayah Dukuh Bulu, Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, pada Senin (17/5) pukul 05.10 WIB. Dari sembilan korban yang meninggal dunia, empat di antaranya merupakan anak-anak dan balita.
Insiden perahu wisata terbalik terjadi pada Sabtu (15/5) sekitar pukul 11.00 WIB saat mengantarkan penumpang menuju rumah makan apung di tengah waduk. Perahu yang mengangkut 20 penumpang tersebut terbalik lantaran kelebihan muatan. Kapasitas normal perahu hanya 14 orang termasuk nahkoda dan kenek. Selain itu, saat hampir mencapai rumah makan apung, sebagian penumpang melakukan swafoto di bagian depan. Akibatnya, perahu yang ditumpangi menjorok ke depan sehingga air mulai masuk perahu kemudian terbalik.
Dari 20 penumpang, 11 orang selamat dan sembilan lainnya tenggelam. Pencarian korban tenggelam dilakukan sejak Sabtu siang melibatkan ratusan personel dari tim gabungan.
Koordinator Basarnas pos SAR Surakarta, Arif Sugiyarto, mengatakan, korban terakhir ditemukan Senin pukul 05.10 WIB tidak jauh dari lokasi terbaliknya perahu. Korban berinisial N tersebut merupakan anak perempuan berusia 8 tahun. Korban langsung dievakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Waras Wiris, Andong, Boyolali.
"Seluruh korban sudah berhasil diidentifikasi. Menurut data kami, dari sembilan korban meninggal dunia ada empat anak-anak," terang Arif saat dihubungi Republika, Senin.
Empat korban anak-anak tersebut, dua di antaranya merupakan saudara kandung. Satu di antaranya merupakan balita berusia 1,5 tahun. Arif menyatakan, seluruh korban dibawa ke RS Waras Wiris Andong Boyolali sesuai kesepakatan awal.
Dia menyebut, proses pencarian korban melibatkan 730 personel terdiri dari tim gabungan dari beberapa kota/kabupaten. Bahkan, Direktorat Polisi Air dan Udara (Ditpolairud) Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah sampai menerjunkan pesawat tanpa awak (drone) bawah air untuk memonitor keberadaan korban.
"Seluruh korban sudah dapat ditemukan, selanjutnya operasi SAR resmi ditutup. Tempat Kejadian Perkara (TKP) sudah clear dan semua personel sudah balik kanan," kata Arif.
Di sisi lain, perahu tersebut ternyata dinahkodai oleh seorang anak di bawah umur. Tindak lanjut kasus tersebut menjadi ranah Kepolisian.
Mewakili Basarnas KPP Semarang khususnya pos SAR Surakarta, Arif mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, baik instansi dan potensi SAR serta masyarakat yang terlibat dalam kegiatan operasi pencarian korban tersebut.