SOP Keamanan Wahana Wisata Perlu Audit Rutin
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Forkopimda Kabupaten Semarang melakukan sidak ke wahana perahu wisata di kompleks Kampoeng Rawa, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Ahad (16/5). Menyusul insiden terbaliknya perahu wisata di waduk Kedung Ombo, Pemkab Semarang menutup semua aktivitas perahu wisata di danau Rawapening pada libur Lebaran kali ini. | Foto: Republika/Bowo Pribadi
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Insiden terbaliknya perahu wisata yang merenggut korban jiwa, di Waduk Kedung Ombo wilayah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menyisakan beberapa catatan tentang pentingnya prosedur pendukung keamanan dan keselamatan wahana wisata.
Bahkan tidak terbatas pada wahana wisata air, namun juga wahana wisata lain yang memang berhubungan erat dengan masalah keamanan serta keselamatan bagi para pengunjungnya.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan kejadian perahu tenggelam di Waduk Kedung Ombo menjadi pelajaran dan penting menjadi perhatian semua pihak, khususnya pengelola tempat wisata berbasis wahana.
Artinya, perlu dilakukan audit rutin, khususnya terkait dengan standar operasional dan prosedur (SOP) keamanan maupun keselamatan wahana yang ada di tempat-tempat wisata.
"Memang kemarin aktivitas pariwisata serta destinasi yang beroperasi menjadi perhatian kita dalam mencegah potensi penyebaran Covid-19. Tapi pelajaran kita dari Waduk Kedung Ombo, pengelola ini musti melakukan suatu audit rutin wahananya," katanya, di Semarang, Senin (17/5).
Audit rutin tersebut perlu dilakukan agar diketahui secara pasti perkembangan dan pelaksanaan SOP di tempat wisata. Terlebih SOP wahana permainan dan spot lainnya apakah sudah dioperasionalkan dengan benar atau tidak oleh pengelola.
Dari audit tersebut, maka akan bisa diketahui, apakah SOP keamanan dan keselamatan sudah berjalan dan dipenuhi oleh pengelola tempat wisata dan itu berlaku untuk seluruh wahana yang ada di semua tempat wisata.
Tidak hanya wahana air saja, tetapi juga wahana-wahana yang lain. Misalnya tempat selfie apakah konstruksinya masih cukup bagus dan kuat, bagaimana peawatannya, apakah masih layak untuk menopang beban pegunjung, dan seterusnya.
Demikian halnya misalnya konstruksi jembatan apakah masih cukup bagus dan kuat, kalau mereka menggunakan wahana air apakah safety system-nya cukup, peralatan resque-nya sudah memadai. "Yang seperti ini penting untuk kita evaluasi bersama," tegasnya.
Di lain pihak, gubernur juga mengapresiasi langkah bupati dan wali kota yang sudah tegas dalam bertindak. Khususnya terkait antisipasi keamanan dan keselamatan pengunjung, dengan menghentikan berbagai wahana wisata air yang ada di darahnya.
"Saya tahu tindakan tersebut memang tidak populer di tengah besarnya animo masyarakat yang ingin berwisata di hari Lebaran. Saya juga tahu ini tidak mudah, tetapi itu memang pelu untuk menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat," ujar dia.