Militer Israel kembali melancarkan serangan udara di Jalur Gaza pada Minggu (16/05) malam dan Senin (17/05) pagi. Menurut kantor berita AP, Gaza diguncang ledakan selama 10 menit berturut-turut.
Melalui media sosial Twitter, Pasukan Pertahanan Israel IDF melaporkan pihaknya mengerahkan jet tempur dan menargetkan serangan ke Gaza.
Sebelumnya pada Minggu (16/05), roket yang diluncurkan dari Gaza menargetkan kota Beersheba dan Ashkelon di Israel selatan.
Tidak menghasilkan kemajuan yang berarti
Upaya Cina, Norwegia, dan Tunisia untuk mendorong Dewan Keamanan PBB mengeluarkan pernyataan yang menyerukan penghentian konflik Israel-Palestina telah diblokir Amerika Serikat, satu dari lima negara yang memiliki hak veto.
Mengutip keterangan para diplomat, Washington khawatir sebuah pernyataan PBB akan mengganggu upaya diplomatiknya untuk menghentikan permusuhan Israel-Palestina. "Banyak anggota Dewan Keamanan menganggap tindakan Israel ilegal dan penggunaan kekuatan militer yang mematikan sangat keras, jadi, itu menambah tekanan pada Israel," kata koresponden DW, Ines Pohl.
"Namun, di sisi lain sama sekali tidak ada keraguan saat ini bahwa AS akan memveto setiap tindakan keras terhadap Israel," tambahnya.
Cina yang memegang jabatan presiden bergilir Dewan Keamanan PBB, menawarkan untuk menjadi tuan rumah KTT untuk membahas upaya mengakhiri konflik Israel-Palestina.
Puluhan orang di Gaza tewas
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memohon agar tindakan kekerasan yang "sangat mengerikan" segera diakhiri dan memperingatkan "krisis keamanan dan kemanusiaan yang tidak dapat dikendalikan".
Serangan Israel menewaskan 42 warga Palestina di Jalur Gaza pada Minggu (16/05), jumlah tersebut merupakan yang tertinggi dalam bentrokan mematikan selama sepekan terakhir.
Menurut pihak berwenang di kedua sisi, aksi baku tembak telah menewaskan 197 orang di Gaza dan 10 di Israel.
Belasan serangan udara di wilayah padat penduduk Palestina terjadi hanya dalam beberapa menit dan mengakibatkan pemadaman listrik. Korban tewas terus bertambah di Gaza.
"Kami sedang tidur dan kemudian tiba-tiba ada roket menghujani kami," kata Lamia al-Koulak, yang kehilangan kerabatnya pada Minggu (16/05). "Anak-anak menjerit. Selama setengah jam kami dibombardir tanpa peringatan sebelumnya. Kami keluar dan menemukan gedung sebelah rata."
"Kampanye kami melawan organisasi teroris berlanjut dengan kekuatan penuh," kata Perdana Menteri Israel Netanyahu dalam pidato yang disiarkan televisi. "Kami bertindak sekarang, selama diperlukan, untuk memulihkan ketenangan dan ketenangan Anda, warga Israel."
ha/hp (AFP, AP, dpa, Reuters)