Senin 17 May 2021 17:47 WIB

China ke Israel: Hentikan Hancurkan Rumah Warga Palestina!

China meminta AS ikut memikul tanggung jawab untuk akhir konflik di Jalur Gaza.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Pemandangan gedung 11 lantai yang menampung kantor AP dan media lainnya di Kota Gaza terlihat beberapa saat setelah pesawat tempur Israel menghancurkannya, Sabtu, 15 Mei 2021.
Foto: AP Photo/Hatem Moussa
Pemandangan gedung 11 lantai yang menampung kantor AP dan media lainnya di Kota Gaza terlihat beberapa saat setelah pesawat tempur Israel menghancurkannya, Sabtu, 15 Mei 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China menyerukan Amerika Serikat (AS) memainkan peran konstruktif untuk mengakhiri konflik di Jalur Gaza. Beijing meminta Washington berhenti memblokir upaya PBB yang menuntut diakhirinya pertumpahan darah di sana.

“Kami menyerukan AS memikul tanggung jawabnya dan mengambil posisi yang tidak memihak untuk mendukung Dewan (Keamanan PBB) dan memainkan perannya dalam mendinginkan situasi serta membangun kembali kepercayaan untuk solusi politik,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Zhao Lijian dalam konferensi pers pada Senin (17/5).

Baca Juga

Zhao menegaskan, China mengutuk keras kekerasan dan serangan terhadap warga sipil. Beijing pun menyerukan agar serangan udara, darat, dan roket serta tindakan lain yang memperburuk situasi segera diakhiri.

China meminta Israel menahan diri dan secara efektif mematuhi resolusi PBB yang relevan. “Hentikan penghancuran rumah-rumah rakyat Palestina, hentikan pengusiran orang-orang Palestina, dan berhenti memperluas program permukiman, hentikan ancaman kekerasan serta provokasi terhadap Muslim dan mempertahankan serta menghormati status quo sejarah Yerusalem sebagai situs suci agama,” kata Zhao.

Sebelumnya, China menyesalkan langkah AS memblokir pernyataan Dewan Keamanan PBB yang menekankan pentingnya upaya internasional lebih besar untuk menghentikan pertumpahan darah dalam konflik Israel-Palestina. Saat ini, China diketahui memegang jabatan presiden di badan beranggotakan 15 negara tersebut.

“Sayangnya, hanya karena halangan satu negara, Dewan Keamanan belum dapat berbicara dengan satu suara (tentang konflik Israel-Palestina),” kata Menteri Luar Negeri China Wang Yi dalam sesi virtual pada Ahad (16/5), dikutip laman Al Arabiya.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement