Selasa 18 May 2021 05:30 WIB

Laporan CIA: Israel akan Tumbang dalam 20 Tahun

CIA mengungkap rapuhnya Israel sebagai sebuah negara dan bangsa.

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
CIA mengungkap rapuhnya Israel sebagai sebuah negara dan bangsa. Logo CIA
Foto: Reuters
CIA mengungkap rapuhnya Israel sebagai sebuah negara dan bangsa. Logo CIA

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebuah studi dilakukan Central Intelligence Agency (CIA) telah menimbulkan keraguan atas kelangsungan hidup Israel selama 20 tahun ke depan. Menurut penelitian tersebut, Israel akan tumbang dalam 20 tahun ke depan.

Laporan CIA memprediksikan "sebuah pergerakan yang tidak terhindarkan dari solusi dua negara ke solusi satu negara, sebagai model yang paling layak berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi dari kesetaraan penuh yang menumpahkan cacat apartheid kolonial yang membayangi, sementara memungkinkan kembalinya 1947 / 1948 dan 1967 pengungsi. Yang terakhir menjadi prasyarat untuk perdamaian yang berkelanjutan di wilayah tersebut."

Baca Juga

Dilansir dari Global Research yang ditulis pada 13 Maret 2009, studi tersebut, yang telah tersedia hanya untuk sejumlah individu, memperkirakan lebih lanjut kembalinya semua pengungsi Palestina ke wilayah pendudukan dan eksodus dua juta orang Israel yang akan pindah ke Amerika Serikat dalam lima belas tahun ke depan.

"Ada lebih dari 500 ribu orang Israel dengan paspor Amerika Serikat dan lebih dari 300 ribu tinggal di wilayah Kalifornia saja," kata pengacara internasional Franklin Lamb dalam wawancara dengan Press TV pekan lalu, sembari menambahkan bahwa mereka yang tak memiliki paspor sedang dalam proses pengajuan.  

"Jadi, saya di atas kertas, setidaknya di antara publik di Israel yang terpajang di dinding ... (yang) menunjukkan sejarah akan menolak kebijakan kolonial cepat atau lambat," katanya Lamb menegaskan.

Dia mengatakan, CIA, dalam laporannya, menyinggung jatuhnya pemerintahan apartheid yang tidak terduga di Afrika Selatan dan mengenang disintegrasi Uni Soviet pada awal 1990-an, yang menunjukkan berakhirnya impian tanah Israel akan terjadi lebih cepat.

Studi tersebut lebih lanjut memprediksi kembalinya lebih dari satu setengah juta orang Israel ke Rusia dan bagian lain Eropa, dan menunjukkan penurunan kelahiran Israel, sementara peningkatan populasi Palestina.

Lamb mengatakan, mengingat perilaku Israel terhadap Palestina dan Jalur Gaza khususnya, publik Amerika Serikat yang telah menyuarakan protesnya terhadap tindakan Tel Aviv dalam 25 tahun terakhir mungkin 'tidak tahan lagi'. Beberapa anggota Komite Intelijen Senat Amerika Serikat telah diberi tahu tentang laporan tersebut.

 

 

Sumber: globalresearch 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement