REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pedoman terbaru Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) memperbolehkan warga yang sudah menjalani vaksin Covid-19 untuk tidak memakai masker. Ada sejumlah kriteria mengenai peraturan tersebut.
Dengan catatan, orang tersebut sudah melampaui dua pekan setelah dosis kedua vaksin Covid-19. Masker wajah boleh tidak digunakan saat berada di tengah keramaian di luar ruangan dan sebagian besar lokasi di dalam ruangan.
Masker tetap harus digunakan saat menumpang bus dan pesawat, atau ketika berada di rumah sakit, penjara, dan penampungan tunawisma. Sementara, orang yang belum menjalani vaksinasi secara penuh dan yang belum divaksin tetap harus mengenakan masker di manapun.
Terdapat lebih dari 120 juta warga AS yang sudah divaksin secara penuh, salah satunya Jan Massie yang berdomisili di Birmingham. Dia sudah mengetahui pedoman baru dari CDC tapi masih ingin terus memakai maskernya karena merasa lebih aman.
Pensiunan pengajar itu belum pernah terpapar corona atau jenis flu lain selama pandemi. Dia juga mengaku sudah terbiasa memakai masker. "Banyak orang, lebih dari yang saya harapkan, juga masih melakukannya," kata Massie.
Keputusan untuk terus memakai masker juga diambil Evan Mandel, warga Chicago. Dia sudah menjalani vaksinasi penuh namun agak waswas dengan lingkungan sekeliling, misalnya ketika berpapasan dengan pelari yang terengah-engah. "Saya masih menahan napas atau memalingkan wajah," ujarnya.
Begitu pula Raquel Mitchell yang tinggal di kawasan East Harlem, New York. Dia baru pulih dari Covid-19 pada Desember 2020 dan bersikeras tidak mendapatkan vaksin karena belum memercayainya dengan semua perkembangan yang begitu cepat.
Sebagai gantinya, Mitchell masih mengenakan masker ke manapun. Dia juga membawa alat makan sendiri atau meminta peralatan makan plastik sekali pakai ketika bersantap di area luar ruangan restoran dekat rumahnya.
Dia merasa ragu kapan akan yakin kondisi dunia menjadi cukup aman. "Saya tidak tahu. Mungkin tidak pernah. Ini akan sangat sulit bagi saya," tuturnya, seperti dikutip dari laman AP News, Selasa (18/5).
Sementara, ahli epidemiologi Vanessa Li belum melewati dua pekan dari dosis vaksin keduanya, sehingga terus memakai masker saat ada di luar ruangan dan di tengah kerumunan. Dia mengaku nantinya akan ragu untuk melepasnya karena beberapa alasan.
"Sudah menjadi kebiasaan dan secara internasional ada strain yang berbeda dan tingkat risiko yang berbeda. Perjalanan global meningkat dan saya tidak begitu yakin seberapa berisiko setiap orang saat ini," ucap perempuan asal Somerville itu.
Akan tetapi, ada pula yang dengan senang hati mengikuti pedoman baru CDC dan langsung menyingkirkan masker dari wajah. Salah satunya Denise Duckworth, yang melenggang tanpa masker di French Quarter, New Orleans, tempat musisi jaz jalanan kembali ramai.
Saat diwawancarai, Duckworth sedang berkunjung dari Kansas City, Missouri. Sebelum ada pedoman dari CDC, dia mengaku tidak sepakat dengan aturan memakai masker. "Saya selalu menentang masker, dan saya pikir semua aturan mereka munafik dan membingungkan," ungkapnya.
Mahasiswa Andrew Kodet juga melepas maskernya selama acara luar ruangan di Fargo, North Dakota. Dia telah menjalani vaksinasi penuh dan ingin mengikuti pedoman CDC. "Inilah saatnya memulai proses pemulihan kembali. Tidak ada yang politis tentang hal itu bagi saya," kata dia.