REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Airnav Indonesia mencatat penurunan pergerakan pesawat selama masa larangan mudik mencapai 65,54 persen dibandingkan pada periode sebelum peniadaan mudik. Direktur Utama Airnav Indonesia M Pramintohadi Sukarno mentatakan, jumlah pergerakan pesawat udara baik take off maupun landing pada 6-13 Mei 2021 untuk rute domestik maupun internasional pada 52 bandara di Indonesia selama periode peniadaan mudik turun signifikan.
"Dari 23.469 pergerakan selama satu pekan sebelum periode peniadaan mudik manjadi 8.087 pergerakan selama periode peniadaan mudik," kata Pramintohadi dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (18/5).
Dia mengatakan, penerbangan yang masih beroperasi tersebut merupakan penerbangan yang diizinkan untuk beroperasi. Penerbangan tersebut yakni angkutan pimpinan lembaga tinggi negara dan tamu kenegaraan, angkutan operasional penegakan hukum, angkutan barang, angkutan perintis, dan angkutan udara lain dengan keperluan mendesak untuk kepentingan non-mudik.
"Kebijakan pemerintah untuk melarang mudik lebaran tahun 2021 untuk mencegah penyebaran Covid-19 khususnya menggunakan transportasi udara, terbukti efektif,” ujar Pramintohadi.
Dia menambahkan, tiga bandara dengan penurunan pergerakan pesawat udara paling signifikan adalah Bandara Labuan Bajo, Bima, dan Kulon Progo. Airnav mencatat, Bandara Labuan Bajo turun dari 136 pergerakan selama satu minggu menjadi enam pergerakan atau turun 94,85 peraen. Bandara Bima turun dari 67 pergerakan selama satu pekan menjadi emoat pergerakan atau turun 94,03 persen. Bandara Kulon Progo turun dari 342 pergerakan selama satu pekan menjadi 26 pergerakan atau turun 92,4 persen.
Pramintohadi mengatakan, Airnav Indonesia juga mencatat penurunan untuk lima bandara dengan pergerakan pesawat udara terbanyak yakni Jakarta, Makassar, Surabaya, Medan, dan Denpasar. “Jakarta Air Traffic Services Center (JATSC) yang melayani pergerakan pesawat udara di Bandara Soekarno-Hatta juga mengalami penurunan dari 4.641 pergerakan selama satu minggu, menjadi 1.463 pergerakan atau turun 68,48 persen,” jelas Pramintohadi.
Sementara itu, Makassar Air Traffic Services Center (MATSC) yang melayani pergerakan pesawat udara di Bandara Hasanuddin, turun dari 1.821 pergerakan dalam satu minggu menjadi 416 pergerakan atau turun 77,16 persen Surabaya mengalami penurunan dari 1.642 pergerakan dalam satu minggu menjadi 393 pergerakan atau turun 76,07 persen. Medan turun dari 836 pergerakan selama satu minggu menjadi 210 pergerakan atau turun 74,88 persen. Denpasar turun dari 716 pergerakan selama satu minggu menjadi 136 pergerakan atau turun 81,01 persen.
Meski terdapat penurunan signifikan, Pramintohadi menegaskan tetap menjaga kualitas pelayanan navigasi penerbangan terbaik untuk melayani seluruh penerbangan di ruang udara Indonesia. “Komitmen kami tetap sama, yaitu memberikan layanan navigasi penerbangan yang selamat dan efisien, bukan hanya untuk bandara-bandara besar, namun juga bandara-bandara kecil yang ada di seluruh pelosok Nusantara,” ungkap Pramintohadi.