Rabu 19 May 2021 07:50 WIB

Uni Eropa Serukan Gencatan Senjata di Gaza

Para menteri luar negeri UE melakukan pertemuan darurat secara virtual membahas Gaza

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
 Pendukung Uni Eropa yang dibalut bendera Uni Eropa terlihat di depan Gerbang Brandenburg di Berlin, Jerman, 1 Juli 2020.
Foto: EPA-EFE/OMER MESSINGER
Pendukung Uni Eropa yang dibalut bendera Uni Eropa terlihat di depan Gerbang Brandenburg di Berlin, Jerman, 1 Juli 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Para menteri luar negeri Uni Eropa (UE) menyerukan gencatan senjata antara pasukan keamanan Israel dan kelompok pejuang Palestina. Menteri Luar Negeri Malta Evarist Bartolo mengatakan, UE akan menawarkan lebih banyak bantuan kemanusiaan dan mencoba meluncurkan kembali pembicaraan damai.

Bartolo mengatakan kepada Reuters bahwa keterbukaan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk mencari solusi atas konflik Israel-Palestina, yang telah berlangsung selama puluhan tahun, sangat penting. Para menteri luar negeri UE melakukan pertemuan darurat secara virtual pada Selasa (18/5) untuk membahas situasi yang makin memanas di Gaza dan sekitarnya.

Baca Juga

"Setelah gencatan senjata, UE akan bekerja dengan Amerika Serikat, bekerja dengan Rusia untuk mencoba dan menangani situasi," kata Bartolo.

Para menteri luar negeri UE pada Selasa berdebat tentang bagaimana pengaruh politik UE dapat membantu upaya diplomatik untuk mengakhiri pertempuran di Timur Tengah. UE memiliki satu suara dalam menyerukan gencatan senjata dan solusi politik untuk mengakhiri peningkatan eskalasi antara Israel dan Palestina. Akan tetapi, negara-negara UE terpecah tentang cara terbaik untuk membantu meredakan konflik tersebut.

Kementerian Kesehatan Gaza menyebut lebih dari 200 warga Palestina, termasuk 61 anak-anak, telah gugur dalam serangan udara oleh Israel. Sementara lebih dari 1.400 orang terluka. Di sisi lain, sedikitnya 12 orang di Israel tewas dalam serangan roket yang diluncurkan dari Gaza.

Pada Selasa pagi, Israel melancarkan gelombang serangan udara yang meratakan gedung enam lantai di pusat Kota Gaza. Sementara, Hamas menembakkan puluhan roket ke Israel.

Perang keempat antara Israel dan Palestina terjadi sejak 2008. Perang ini telah menimbulkan kekhawatiran global terhadap krisis kemanusiaan.

Uni Eropa adalah donor bantuan terbesar untuk Palestina, tetapi memiliki sedikit pengaruh atas Hamas maupun Israel. Uni Eropa memiliki beberapa pengaturan perdagangan yang menguntungkan Israel.

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan, dia bertukar pikiran dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken terkait bagaimana AS dan UE dapat secara bersama-sama berkontribusi untuk mengakhiri kekerasan serta mengurangi ketegangan di Gaza. "Kami juga membutuhkan inisiatif jangka panjang untuk memecahkan dinamika konflik dan menghidupkan kembali prospek masa depan yang damai untuk semua,” ujar Borrell dalam cicitannya di Twitter.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement