Rabu 19 May 2021 09:34 WIB

Popularitas Perdana Menteri Modi Turun

Popularitas Perdana Menteri India Narendra Modi telah jatuh ke level terendah

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Perdana Menteri India Narendra Modi. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Mahesh Kumar A.
Perdana Menteri India Narendra Modi. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Peringkat popularitas Perdana Menteri India Narendra Modi telah jatuh ke level terendah pada Selasa (18/5). Peringkat Modi turun di tengah gelombang kedua pandemi Covid-19 yang cukup parah di India.

Menurut survei perusahaan data intelijen Amerika Serikat (AS) Morning Consult, tingkat kepercayaan Modi yaitu 63 persen atau turun 22 poin dari April. Angka ini merupakan yang terendah sejak perusahaan itu mulai melakukan survei terhadap popularitas Modi pada Agustus 2019.

Baca Juga

Penurunan tajam itu terjadi ketika pandemi melanda sejumlah kota besar di India seperti Delhi. Sebagian besar rumah sakit kehabisan tempat tidur dan oksigen. Sementara krematorium dan tempat pemakaman kewalahan dalam menerima jenazah Covid-19. Situasi telah mereda di Delhi dan Mumbai karena kasus telah menurun, tetapi virus telah menyebar ke pedalaman India yang memiliki fasilitas kesehatan umum kurang memadai.

Sebuah survei di kalangan warga perkotaan India oleh lembaga jajak pendapat YouGov bulan ini menunjukkan kepercayaan publik terhadap penanganan krisis oleh pemerintah telah anjlok sejak Februari. Tepatnya ketika gelombang kedua dimulai.

Pada akhir April hanya 59 persen responden percaya bahwa pemerintah menangani krisis dengan 'sangat' atau 'agak' baik. Kepercayaan publik tersebut turun dari 89 persen pada tahun sebelumnya selama gelombang pertama.

Modi menjabat sebagai perdana menteri pada 2014. Dia kemudian terpilih kembali pada 2019. Dia telah lama memupuk citra sebagai seorang pemimpin nasionalis yang kuat.

Analis politik mengatakan, Modi tidak akan menghadapi pemilihan nasional hingga 2024. Terlepas dari kritik yang dihadapinya, oposisi belum memberikan tantangan yang kredibel terhadap otoritasnya.

"Orang-orang India atau setidaknya sebagian besar, telah sampai pada kesimpulan bahwa mereka harus bergantung hanya pada diri mereka sendiri, dan keluarga serta teman-teman mereka, untuk melindungi hidup mereka. Dalam perang melawan Covid-19, negara, terutama pemerintah pusat, telah lenyap," ujar seorang pemimpin oposisi, P. Chidambaram.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement