Rabu 19 May 2021 10:32 WIB

Orang Asia-Pasifik Jarang Dapat Pemeran Utama di Hollywood

Film populer Hollywood jarang menampilkan orang Asia sebagai pemeran utama.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Film populer Hollywood jarang menampilkan orang Asia sebagai pemeran utama.
Foto: www.freepik.com
Film populer Hollywood jarang menampilkan orang Asia sebagai pemeran utama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film populer yang diproduksi Hollywood jarang menampilkan orang-orang Asia dan Kepulauan Pasifik (API) sebagai pemeran utamanya. Itu mengacu pada studi akademis dari Annenberg Inclusion Initiative University of Southern California yang mengkaji keterlibatan orang Asia dan Kepulauan Pasifik dalam film Hollywood antara 2007 hingga 2019.

Studi tersebut dilakukan oleh Annenberg Inclusion Initiative bersama sosiolog Nancy Wang Yuen, dan didanai oleh Amazon Studios serta UTA Foundation. Dalam studinya, peneliti mencatat terdapat sekitar 7,1 persen dari populasi AS teridentifikasi sebagai orang Asia atau Kepulauan Pasifik. Namun dalam 1.300 film berpenghasilan tertinggi selama masa studi, hanya 3,4 persen aktor Asia dan Kepulauan Pasifik yang terlibat dalam film.

Baca Juga

Dari 44 film dengan aktor API sebagai pemeran utamanya, 14 di antaranya dibintangi oleh Dwayne Johnson, mantan pegulat yang dikenal dengan film "Fast & Furious" dan "Jumanji". Ibu Johnson berasal dari pulau Pasifik di Samoa Amerika.

“Enam film menampilkan karakter API wanita sebagai peran utama,” kata studi tersebut seperti dilansir dari Reuters, Rabu (19/5).

Minimnya keterlibatan dan penggambaran orang Asia di Hollywood dinilai berkontribusi pada meningkatkatnya insiden kekerasan dan pelecehan rasial terhadap orang Asia di Amerika Serikat, yang terjadi baru-baru ini.

Laporan tersebut juga memperkuat studi yang menemukan kurangnya representasi perempuan, orang kulit berwarna dan karakter LGBTQ dalam film dan televisi. Sebagai tanggapan, studio Hollywood telah berjanji untuk meningkatkan keberagaman kru dan aktor di depan maupun di belakang layar.

Di tahun 2018 sudah ada film komedi romantis tentang Asia berjudul "Crazy Rich Asians" dan film aksi tahun 2020 "Mulan". Keduanya melibatkan aktor dan kru Asia dalam jumlah yang banyak.

Selain jumlah karakter API yang kurang, para peneliti juga mengkritik cara orang Asia-Pasifik digambarkan dalam film. 67 persen karakter API ditampilkan sebagai orang asing dengan aksen non-Amerika, hiperseksual, menjadi sasaran penghinaan rasial atau stereotip lain.

“Media massa adalah salah satu faktor yang dapat berkontribusi pada agresi terhadap komunitas Asia dan kepulauan Pasifik. Ketika penggambaran di film merendahkan komunitas API, konsekuensinya bisa mengerikan. Tanpa niat baik dan intervensi yang kuat, tren diskriminasi terhadap orang Asia Pasifik akan terus berlanjut,” kata professor USC Stacy L Smith, pendiri dan direktur Annenberg Inclusion Initiative.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement