REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BUMN Klaster Pangan, PT RNI (Persero) menyatakan siap memasuki masa giling tebu pada Mei ini. Penggilingan akan dilakukan di lima pabrik dan ditargetkan dapat mencetak peningkatan produksi.
"Kami siapkan giling (tebu) di lima pabrik gula dengan harapan rencana kita meningkat," kata Direktur Utama RNI Arief Prasetyo Adi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR, Rabu (19/5).
Arief menjelaskan, luas areal tebu pada tahun ini ditargetkan mencapai 46,7 ribu hektare (ha), naik dari tahun lalu 44,2 ribu ha. Adapun jumlah tebu yang dihasilkan diproyeksikan sebanyak 3,48 juta ton dari tahun lalu yang hanya 3,2 juta ton.
Rendemen gula tebu tahun ini juga diharap membaik dari 7,01 persen menjadi 8,10 persen. Sementara jumlah gula yang diproduksi naik dari 231 ribu ton tahun 2020 menjadi 282 ribu ton pada 2021.
"Jadi Mei kita sudah mulai giling," kata Arief.
Adapun pabrik yang melakukan penggilingan yakni PG Krebet Baru yang dimulai pada 25 Mei, PG Rejo Agung Baru 20 Mei, PG Candi Baru 25 Mei, PG Jatitujuh 4 Juni, dan PG Tersana Baru 20 Mei 2021.
Sementara itu, penugasan impor gula kristal putih (GKP) untuk menambah pasokan dalam negeri juga telah terealisasi. Arief menyampaikan, total 75 ribu ton gula yang diimpor RNI dari Thailand dan India sudah masuk sebelum lebaran dan telah didistribusikan ke berbagai daerah.
"Gula ini kami bagi ke tiga pelabuhan di Medan 15 ribu ton, Jakarta 30 ribu ton, dan Surabaya 30 ribu ton," kata Arief.
Menurut dia, proses open tender dilakukan terbuka dan dapat diproses secara cepat sehingga proses importasi berjalan lancar. Adapun pasokan tersebut juga didistribusikan merata hingga ke wilayah Indonesia timur.