REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak Istana Kepresidenan memberi klarifikasi terkait selip lidah yang dialami oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meninjau proyek tol Pekanbaru-Padang, ruas Pekanbaru-Bangkinang, Rabu (19/5) pagi. Dalam keterangan pers, Jokowi menyebutkan bahwa keberadaan tol Pekanbaru-Padang ini akan meningkatkan daya saing, baik di Provinsi Riau dan 'Provinsi Padang'.
"Kita memiliki daya saing yang tinggi terhadap negara-negara lain dan produk-produk yang ada, baik di Provinsi Riau dan di Provinsi Padang. Nantinya akan memiliki daya saing yang baik terutama dalam rangka bersaing dengan produk-produk dari negara-negara lain," kata Jokowi di lokasi peninjauan tol tadi pagi.
Perkataan Presiden Jokowi yang menyebut 'Provinsi Padang' ini langsung heboh di media sosial. Salah satu akun yang mengunggah video soal ini adalah @nuicemedia di Twitter. Warganet pun ramai memberikan reaksi yang beragam.
Istana sebenarnya tidak mempermasalahkan hal ini. Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menyebutkan bahwa apa yang terjadi adalah murni selip lidah presiden. Menurutnya, Presiden Jokowi sejatinya memahami bahwa tol yang ditinjau tadi menghubungkan Kota Pekanbaru di Riau dan Kota Padang di Sumatra Barat.
"Iya selip lidah saja. Bahwa tol itu kan dari Pekanbaru menuju Kota Padang di Sumatra Barat. Maksudnya itu," kata Heru kepada Republika.
Pemerintah memang sedang mengebut pengerjaan tol trans Sumatra. Salah satu ruas sayap yang dibangun adalah tol yang menghubungkan Pekanbaru dan Padang dengan panjang total 254,8 km.
Ruas tol Padang-Pekanbaru sendiri terdiri dari 6 seksi, terdiri dari Pekanbaru-Bangkinang (40 km), Bangkinang-Pangkalan (56 km), Pangkalan-Payakumbuh (58 km), Payakumbuh-Bukittinggi (34 km), Bukittinggi-Sicincin (38 km), dan Sicincin-Padang (36,15 km).