Rabu 19 May 2021 15:14 WIB

Proses Munculnya Gerhana Bulan Saat Detik-Detik Waisak

Gerhana bulan muncul saat detik-detik Waisak pada 26 Mei mendatang.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Cahaya bulan purnama terlihat redup saat memasuki fase Gerhana Bulan Penumbra di langit Kota Lhokseumawe, Aceh, Sabtu (11/1/2020) dini hari.
Foto: Antara/Rahmad
Cahaya bulan purnama terlihat redup saat memasuki fase Gerhana Bulan Penumbra di langit Kota Lhokseumawe, Aceh, Sabtu (11/1/2020) dini hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fenomena kosmik Gerhana Bulan Total (GBT) akan muncul saat detik-detik Waisak pada 26 Mei mendatang. Lembaga Antariksa dan dan Penerbangan Nasional (LAPAN) menyebut GBT kali ini sangat spesial karena beriringan dengan terjadinya Perige (titik terdekat dengan Bumi), yakni ketika Bulan berada di jarak terdekatnya dengan Bumi.

Puncak gerhana akan terjadi pada pukul 18.18.43 WIB/ 19.18.43 WITA/ 20.18.43 WIT dengan jarak 357.464 kilometer dari Bumi. Sementara itu puncak perige terjadi pada pukul 08.57.46 WIB/ 09.57.46 WITA/ 10.57.46 WIT dengan jarak 357.316 kilometer dari Bumi.

Baca Juga

Gerhana Bulan kali ini juga dapat disebut Bulan Merah Super mengingat lebar sudutnya yang lebih besar 13,77 persen dibandingkan dengan ketika berada di titik terjauhnya (apoge). Kecerlangannya 15,6 persen lebih terang dibandingkan dengan rata-rata atau 29,1 persen lebih terang dibandingkan dengan ketika apoge. Selain itu, durasi fase total gerhana kali ini cukup singkat, yakni 14 menit 30 detik.

GBT kali ini bertepatan dengan Detik-detik Waisak yang jatuh pada 26 Mei pukul 18.13.30 WIB/19.13.30 WITA/ 20.13.30 WIT. Pada dasarnya, detik-detik Waisak terjadi ketika Purnama Waisak atau disebut juga Waisaka Purnima yang selalu jatuh pada tanggal 15 suklapaksa di bulan Waisaka.

Saat bulan purnama, Matahari dan Bulan akan berada dalam satu garis lurus, sedemikian rupa sehingga cahaya Matahari dapat menerangi permukaan Bulan secara maksimal dengan Bumi berada di antara keduanya. Karena cahaya Matahari menerangi permukaan Bulan secara maksimal, maka bulan nampak bulat sempurna dipandang dari Bumi.

Kedudukan membentuk garis lurus seperti itu dikenal dengan istilah oposisi (solar) atau istiqbal. Jadi, Matahari dan Bulan membentuk sudut 180 derajat satu sama lain dalam peredarannya. Saat kedua benda langit tersebut tepat membentuk sudut 180 derajat di hari Waisak dikenal sebagai 'detik-detik Waisak'.

Dengan kata lain, detik-detik Waisak merupakan puncak bulan purnama pada bulan Waisaka menurut penanggalan India yang didasari oleh peredaran Bulan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement