REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Konflik Israel dan China terus memanas terkait dengan serangan Israel ke Jalur Gaza, Palestina, selama hampir dua pekan ini. Israel melayangkan protes atas program di TV China yang dianggap menunjukkan sikap antisemit.
Kedutaan Besar Israel di China memprotes apa yang digambarkannya sebagai antisemitisme secara terang-terangan pada sebuah program saluran luar negeri CCTV, yang membahas kekerasan di Gaza dan di tempat lain di Palestina oleh Israel.
Dalam sebuah tweet, kedutaan Israel mengatakan "kami berharap bahwa teori konspirasi Yahudi mengendalikan dunia telah berakhir, sayangnya antisemitisme telah menunjukkan wajah jeleknya lagi."
"Kami terkejut melihat sikap antisemitisme secara terang-terangan diekspresikan di media resmi Pemerintah China," kata tweet itu.
Juru bicara kedutaan Israel Erez Katz Volovelsky mengatakan, sejauh ini tidak menerima balasan apa pun dari CGTN, yang dioperasikan CCTV untuk audiens asing.
Pada siaran CGTN Selasa, pembawa acara Zheng Junfeng mempertanyakan apakah dukungan AS untuk Israel benar-benar didasarkan pada nilai-nilai demokrasi bersama?
Ia mengatakan beberapa orang percaya bahwa kebijakan pro-Israel AS dapat dilacak pada pengaruh orang-orang Yahudi kaya di AS dan lobi Yahudi dalam pembuat kebijakan luar negeri AS.