REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati menanggapi dugaan peretasan terhadap aktivis anti korupsi saat menggelar konferensi pers. Ia menyimpulkan aksi ini cenderung berulang terjadi kepada suara-suara yang lantang menentang ketidakadilan.
Asfinawati menyebut suara yang sering mendapat perlawanan ialah isu pelemahan KPK. "Peristiwa yang selalu berulang dan terpola. Salah satunya setiap perlawanan terhadap pelemahan KPK," kata Asfinawati kepada Republika.co.id, Rabu (19/5).
Asfinawati menyayangkan lembaga penegak hukum yang tak responsif dalam menindak upaya peretasan tersebut. Ia juga mendapati mereka yang melaporkan peretasan ke polisi tak kunjung memperoleh titik terang.
"Tidak pernah ada pengungkapan dan penegakan hukum. Bahkan terhadap mereka yang sudah melapor ke polisi," ujar Asfinawati.
Alhasil, Asfinawati menuding peretasan aktivis anti korupsi menjadi langkah pembungkaman terhadap mereka yang kritis. Ia menyayangkan tindakan semacam itu justru menurunkan demokrasi Indonesia ke titik nadir.
"Ini pembungkaman dan benar ketakutan sekaligus penyingkiran suara kritis, tentu ini merusak demokrasi," tegas Asfinawati.