REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Upaya Amerika Serikat (AS) melakukan diplomasi kepada Israel untuk melakukan gencatan senjata di tengah serangan yang sedang berlangsung di Gaza gagal. Para pejabat AS telah melakukan sekitar 60 panggilan telepon dengan para pemimpin Israel dan regional sejak serangan dimulai pada pekan lalu.
Pada Rabu (18/5), Presiden AS Joe Biden, Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan, dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin juga ikut melakukan diplomasi melalui panggilan telepon dengan pejabat tinggi Israel. Dalam panggilan telepon kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Biden mengatakan, dia mengharapkan Israel dapat mengurangi intensitas serangan dan melakukan gencatan senjata.
"Kedua pemimpin melakukan diskusi rinci tentang keadaan peristiwa di Gaza, kemajuan Israel dalam menurunkan kemampuan Hamas dan elemen teroris lainnya, dan upaya diplomatik yang sedang berlangsung oleh pemerintah regional dan Amerika Serikat," kata juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre.
"Presiden menyampaikan kepada perdana menteri bahwa dia mengharapkan penurunan yang signifikan hari ini sebagai langkah menuju gencatan senjata," kata Jean-Pierre menambahkan.
Upaya diplomatik regional dan yang dipimpin AS untuk mengamankan gencatan senjata telah meningkat, tetapi sejauh ini gagal. Serangan di lintas perbatasan terus berlanjut setelah Biden menyerukan kepada Israel untuk menurunkan eskalasi serangan.
Netanyahu mengabaikan seruan AS untuk menurunkan intensitas serangan sebagai langkah menuju gencatan senjata terhadap kelompok militan Palestina. Dalam sebuah pernyataan, Netanyahu mengatakan Israel bertekad akan terus melanjutkan operasi hingga tujuan mereka tercapai.
"Saya bertekad untuk melanjutkan operasi ini sampai tujuannya tercapai--untuk memulihkan ketenangan dan keamanan bagi Anda, warga Israel. Israel tidak mungkin menetapkan kerangka waktu untuk operasi tersebut," kata Netanyahu.