REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan BPR Syariah optimistis pertumbuhan kredit maupun pembiayaan dapat lebih baik pada tahun ini. Optimisme tersebut setelah OJK menerbitkan panduan kerja sama antara BPR dengan fintech lending pada awal Maret 2021.
Berdasarkan data OJK, total kredit BPR sebesar Rp 111,53 triliun per Februari 2021 atau naik 0,94 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 110,49 triliun. Adapun pembiayaan BPR Syariah sebesar Rp 10,77 triliun per Februari 2021 atau naik 3,26 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 10,43 triliun.
BPRS Harta Insan Karimah (HIK) Cibitung telah menyepakati kerja sama dengan fintech lending, Fintek Alami. Adapun kerja sama tersebut terkait pembiayaan syariah dengan mekanisme channeling berbasis teknologi. Direktur Bisnis BPRS HIK Cibitung Yetti Zulmartiazmi mengatakan BPRS HIK Cibitung juga tengah menjajaki kerja sama dengan perusahaan teknologi finansial lainnya.
"Beberapa fintech yang sedang dalam penjajakan antara lain Investree Syariah, Duha Syariah, Dana Syariah," ujarnya dalam keterangan resmi seperti dikutip Kamis (20/5).
Menurutnya pemerintah kepada BPR/BPRS juga telah bekerja sama dengan perusahaan fintech peer to peer lending akan mampu mengakselerasi penyaluran pembiayaan ke daerah.
Sementara Komisaris Utama PT Bank Perkreditan Rakyat Lestari Alex Purnadi Chandra menambahkan pada awal Maret 2021 menargetkan kredit tumbuh 20 persen pada tahun ini. Adapun sejumlah strategi yang dilakukan yakni penjajakan kerja sama dengan fintech yang harapannya dapat terealisasi pada semester satu 2021.
Di samping itu, perusahaan memiliki inisiatif berupa Kredit Prima Bali Bangkit dengan menyiapkan likuiditas sebesar Rp 1 triliun sebagai tambahan modal kerja pelaku usaha yang terdampak pandemi Covid-19 seperti pariwisata, hotel, restoran, dan retail. Per Desember 2020, kredit BPR Lestari tercatat sebesar Rp 3,92 triliun atau tumbuh 10 persen secara tahunan.
"Jika Rp 1 triliun terserap seluruhnya, kita bisa tumbuh 20 persen," ucapnya.
Direktur Utama BPRS Sukowati Sragen (Bank Syariah Sragen) Fakhruddin Nur menargetkan pembiayaan dapat tumbuh 13 persen yoy menjadi Rp 172,1 miliar pada tahun ini. Adapun strategi perusahaan untuk mencapai target itu salah satunya memperluas kerja sama juga dengan Fintek Alami.
Dalam kerja sama itu, perseroan akan menjadi institutional funders dengan pola channeling di platform Alami. Menurutnya saat ini perusahaan juga sedang melakukan penjajakan kerja sama dengan satu fintech lainnya.
“Harapannya, kerja sama dengan fintech dapat mengakselerasi penyaluran pembiayaan yang nantinya dapat tercermin pada laporan keuangan kuartal tiga 2021,” ucapnya.
Per kuartal satu 2021, penyaluran pembiayaan masih tumbuh lima persen secara tahunan.
"Secara umum pembiayaan saat ini sedang mengalami tren perlambatan. Dengan adanya kerja sama ini, dari target growth kisaran 13 persen pada 2021, sekitar 10 persen harapan kita ditopang oleh fintek," ucapnya.
Fakhrudin menyebut adanya panduan kerja sama BPR dengan fintech lending akan mendorong penyaluran pembiayaan. Adapun kerja sama dengan fintech lending dapat mendiversifikasi produk penyaluran pembiayaan BPRS.
Di samping itu, BPR dan BPRS juga tidak harus mengeluarkan investasi terlampau besar untuk mengembangkan layanan digitalnya. Oleh karena itu, dia pun berharap perizinan untuk kerja sama antara BPR Syariah dan BPR dengan fintech dapat dipermudah sehingga mendukung realisasi panduan teknis yang diterbitkan OJK.