REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Bupati Bogor Ade Yasin menduga terjadinya banjir bandang di Cigudeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat akibat pendangkalan sungai dari aktivitas tambang ilegal di wilayah tersebut. Ia pun meminta kepala desa, kapolsek, dan danramil melaporkan soal aktivitas tambang liar yang menyebabkan pendangkalan sungai itu.
“Soalnya mereka tidak berizin dan aktivitas tambangnya juga tidak jelas dan pasti merusak ekosistem," ujar Ade Yasin saat meninjau lokasi banjir, di Desa Rengasjajar, Cigudeg, Bogor, Rabu (19/5).
Menurutnya, aktivitas tambang pasir dan batu (galian C), menyebabkan pendangkalan di Sungai Cidangder sehingga tidak mampu menampung debit air saat terjadi hujan lebat di kawasan yang terdiri dari gunung dan bukit tersebut. Namun, Ade Yasin memastikan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor berusaha memenuhi kebutuhan para korban banjir bandang di tiga desa Kecamatan Cigudeg tersebut.
"Kami sudah siapkan juga tenaga medis di posko yang sudah didirikan," ujarnya pula.
Ia menyebutkan, hasil dari penilaian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, dampak akibat banjir bandang paling parah terjadi di Desa Tegallega dibandingkan dua desa lainnya yang terdampak, yakni Desa Rengasjajar dan Batujajar. Peristiwa banjir bandang yang terjadi sekitar pukul 19.30 WIB pada Senin (17/5) itu disebabkan meluapnya Kali Cidangder.
Luapan anak Sungai Cidurian tersebut membuat tanggul pembatas kali jebol, sehingga air masuk ke permukiman. Air sungai yang merendam permukiman setinggi dada orang dewasa kemudian berangsur surut hingga pukul 22.00 WIB.