Kamis 20 May 2021 13:19 WIB

Legislator AS Tolak Penjualan Senjata Demi Lindungi HAM

Sekelompok anggota parlemen Partai Demokrat usung resolusi tolak penjualan senjata

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Peluru artileri senjata tentara Israel di samping unit artileri, di perbatasan Gaza Israel, Rabu, 19 Mei 2021.
Foto: AP/Tsafrir Abayov
Peluru artileri senjata tentara Israel di samping unit artileri, di perbatasan Gaza Israel, Rabu, 19 Mei 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Legislator progresif Amerika Serikat (AS) telah mengambil langkah untuk memblokir penjualan senjata senilai 375 juta dolar AS ke Israel. Legislator mengatakan, pemerintahan Presiden Joe Biden semestinya tidak melakukan penjualan senjata kepada pemerintah Israel di tengah pengeboman yang terjadi di Gaza.

Pada Rabu (18/5), sekelompok anggota parlemen Partai Demokrat yang dipimpin oleh anggota Kongres Alexandra Ocasio-Cortez memperkenalkan resolusi untuk memblokir penjualan amunisi berpemandu presisi ke Israel. "Amerika Serikat seharusnya tidak melakukan penjualan senjata kepada pemerintah Israel karena mereka mengerahkan sumber daya kami untuk menargetkan outlet media internasional, sekolah, rumah sakit, misi kemanusiaan dan situs sipil untuk pemboman," ujar Ocasio-Cortez dilansir Aljazirah, Kamis (20/5).

Baca Juga

Penjualan senjata yang diusulkan itu menuai kecaman luas dari para pendukung hak asasi dan legislator progresif. Mereka menuntut Presiden Biden menekan Israel untuk mengakhiri serangan militer yang sedang berlangsung di Gaza.

“Kami memiliki tanggung jawab untuk melindungi hak asasi manusia," ujar Ocasio-Cortez.

Biden dan pejabat tinggi pemerintahan AS bersikeras bahwa mereka sedang bekerja di belakang layar untuk mengakhiri kekerasan yang sedang berlangsung di Gaza. Namun di sisi lain AS telah memblokir beberapa upaya Dewan Keamanan PBB untuk menyerukan gencatan senjata.

Para kritikus menyoroti dukungan AS terhadap Israel melalui bantuan militer tahunan senilai 3,8 miliar dolar AS. Mereka meminta Biden untuk menuntut diakhirinya kampanye pengeboman.

Senator independen AS Bernie Sanders memperkenalkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata dengan segera untuk mencegah hilangnya nyawa lebih lanjut dan eskalasi konflik lebih lanjut di Israel dan wilayah Palestina. “Saya ingin semua orang berpikir sejenak tentang apa artinya tinggal di wilayah yang sangat kecil dengan lusinan pesawat yang menyerang dan membom. Apa artinya khususnya bagi anak-anak Gaza?"  kata Sanders.

Para pejabat AS telah melakukan sekitar 60 panggilan telepon dengan para pemimpin Israel dan regional sejak serangan dimulai pada pekan lalu. Pada Rabu (18/5) Presiden AS Joe Biden, Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin juga ikut melakukan diplomasi melalui panggilan telepon dengan pejabat tinggi Israel.

Dalam panggilan telepon kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Biden mengatakan, dia mengharapkan Israel dapat mengurangi intensitas serangan dan melakukan gencatan senjata.

"Kedua pemimpin melakukan diskusi rinci tentang keadaan peristiwa di Gaza, kemajuan Israel dalam menurunkan kemampuan Hamas dan elemen teroris lainnya, dan upaya diplomatik yang sedang berlangsung oleh pemerintah regional dan Amerika Serikat," kata juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre.

"Presiden menyampaikan kepada perdana menteri bahwa dia mengharapkan penurunan yang signifikan hari ini sebagai langkah menuju gencatan senjata," kata Jean-Pierre menambahkan. Upaya diplomatik regional dan yang dipimpin AS untuk mengamankan gencatan senjata telah meningkat tetapi sejauh ini gagal.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement