REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Lomban (pesta laut) kupatan di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, yang diwarnai larung kepala kerbau di Perairan Laut Jepara, masih tetap digelar. Hanya saja, acara digelar secara sederhana dan memperhatikan protokol kesehatan karena masih masa pandemi Covid-19.
Lomban berlangsung pada Kamis (20/5) pukul 06.20 WIB. Meskipun digelar secara sederhana, tetapi perebutan kapal miniatur yang berisi sesaji berupa kepala kerbau, ingkung (ayam utuh), jajanan pasar, serta kupat dan lepat tetap terjadi. Hal itu karena ada delapan nelayan yang menceburkan diri ke laut setelah kapal yang mereka tumpangi berhasil mendekat.
Bupati Jepara Dian Kristiandi mengatakan, lomban kupatan saat ini berbeda dengan dua tahun sebelumnya. Pasalnya, pesta laut dilaksanakan dengan penuh kesederhanaan. Namun demikian, tidak mengurangi makna dari tradisi ini. "Alhamdulillah, mulai dari proses awal keberangkatan sampai ke dermaga lagi selamat dan aman," ujarnya di Kabupaten Jepara, Kamis.
Pelarungan ini sebagai ungkapan syukur masyarakat Jepara, khususnya warga pesisir atau nelayan. Pasalnya, setahun ini mereka melakukan kegiatan pelayaran menangkap ikan dan mendapat limpahan rezeki dari Allah SWT. Melalui tradisi tersebut, para nelayan juga berharap selama melaut tahun ini mendapatkan keselamatan.
Sebelum pandemi Covid-19, pelarungan kepala kerbau beserta sejumlah sesaji diikuti hampir 10 ribu orang, yang biasanya diikuti ratusan kapal pada Kamis, tidak lagi terlihat. Hal itu karena pelaksanaan tradisi sedekah laut yang dipusatkan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kelurahan Ujungbatu, Kecamatan Jepara, hanya diikuti puluhan orang untuk menghindari kerumunan.
"Kesehatan yang utama dan harus diutamakan. Tetapi tidak meninggalkan tradisi yang ada," ujar Dian.