REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV — Israel dilaporkan bersiap mengurangi operasi militer di Jalur Gaza sebagai langkah yang disebut upaya mewujudkan gencatan senjata dengan Palestina. Hal tersebut dikatakan oleh sejumlah pejabat Israel, terlepas dari pernyataan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahwa negaranya tetap bertekad untuk melanjutkan operasi militer hingga ketenangan dan keamanan didapatkan oleh masyarakat.
Sebelumnya, ia melakukan pembicaraan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang disebut meminta agar ketegangan antara masing-masing pihak yang berkonflik diturunkan.
Pejabat diplomatik senior Israel mengatakan tekanan AS dapat mendorong Hamas, faksi politik Palestina di Jalur Gaza, terus melancarkan tindakan yang merusak ketenangan. Namun, pejabat senior lainnya mengatakan seruan Biden untuk deeskalasi ditujukan memberi ruang kepada Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk bermanuver selama beberapa hari ke depan.
Dilansir Haaretz pada Kamis (20/5), dalam 24 jam ke depan Israel akan memantau situasi dan menguji apakah gencatan senjata dapat dilakukan. Sejumlah menteri di kabinet telah menyarankan penangguhan operasi sepihak, dengan asumsi Hamas akan mundur dari operasi militernya.