Tingkatkan Produktivas Tani, Bolmong Gelar Sekolah Lapang

Red: Fernan Rahadi

Sekolah lapang (SL) jadi wadah penyuluh pertanian menyebarluaskan inovasi teknologi pertanian kepada petani. SL diharapkan dapat menyiapkan petani tangguh yang mampu menghadapi dinamika saat ini maupun tantangan masa depan.
Sekolah lapang (SL) jadi wadah penyuluh pertanian menyebarluaskan inovasi teknologi pertanian kepada petani. SL diharapkan dapat menyiapkan petani tangguh yang mampu menghadapi dinamika saat ini maupun tantangan masa depan. | Foto: Kementan

REPUBLIKA.CO.ID, BOLAANG MONGONDOW -- Kegiatan Sekolah Lapang IPDMIP kembali digelar di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara. Kegiatan ini akan membantu peningkatan produktivitas pertanian. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, peningkatan produktivitas sangat penting untuk dilakukan.

"Salah satu cara untuk menjaga ketahanan pangan adalah dengan meningkatkan produktivitas. Dan hal itu bisa dibantu oleh IPDMIP," tuturnya dalam siaran pers, Kamis (20/5).

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengutarakan hal serupa. "Salah satu tujuan dari IPDMIP adalah meningkatkan produktivitas, khususnya di daerah irigasi. Tidak itu saja, IPDMIP juga meningkatkan kapasitas SDM pertanian melalui sejumlah pelatihan, termasuk Sekolah Lapang," katanya.

Salah satu kegiatan unggulan IPDMIP di Tahun 2021 adalah Sekolah Lapang untuk 20 Kelompok Petani. Kegiatan yang akan dilakukan dalam 12 kali pertemuan itu, ditargetkan dilaksanakan Mei 2021 dan sudah bisa terlaksana sebanyak enam kali pertemuan. Kegiatan ini ditargetkan selesai Agustus 2021.

"Sekolah Lapang ini tujuannya adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam melakukan kegiatan budidaya dan pengolaan usaha tani, Meningkatkan kemampuan dan kesadaran petani dalam memanfaatkan lahan usaha taninya secara produktif, meningkatkan kepercayaan diri petani dalam mengadopsi praktek2 budidaya dan pengelolaan usaha tani yang lebih baik, membangun kemandirian petani dalam pengelolaan proses pembelajaran dari, oleh dan untuk petani," kata Dedi Nursyamsi.

Kegiatan SL IPDMIP dengan peserta 25 orang petani, akan didampingi DPIU Bolaang Mongondow, Kordinator Penyuluh dan Penyuluh yang ada diwilayah dampingan dengan masing-masing tanggung jawab dalam membawakan materi-materi yang telah disiapkan. 

Kegiatan ini disetujui dan sangat didukung Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bolaang Mongondow, Remon Yidale Ratoe. Beliau menekankan supaya kegiatan ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh peserta dan pelaksana.

"Karena pada dasarnya Penyuluh akan berbagi ilmu pertanian sedangkan Petani akan berbagi pengalaman mengenai pertanian padi sawah dari wilayah masing-masing," katanya. 

Sementara Kepala Bidang Penyuluhan Rudin Malah, selaku Penanggungjawab kegiatan IPDMIP di Bolmong, menyampaikan sudah seharusnya kegiatan ini dimanfaatkan bukan hanya sekedar kegiatan rutin biasa.

"Karena setelah kembali ke wilayah masing-masing ada tanggungjawab yang harus dilaksanakan di wilayah masing-masing ataupun lahan sawah milik dari masing-masing petani sehingga produktivitas dan kesejahteraan petani dapat lebih baik lagi dari yang ada saat ini," ujarnya.

Dalam setiap pertemuan Noldy Pitoy, selaku Kordinator Kabupaten, menyampaiakan sudah seharusnya para petani paham dengan teknologi internet karena banyak hal akan diperoleh dari internet di jaman modern ini.

"Di tempat lain, para petani sudah menggunakan drone dalam proses pertaniannya sedangkan kita masih banyak yang bertahan dengan sistem tradisional sehingga itu jadi pembuktian kalau kita tertinggal dalam proses maupun hasil panen," katanya. 

Petani juga harus terus berinovasi dalam menciptakan strategi pertanian padi yang baru berdasarkan pengalaman dan kondisi lapangan yang ada karena akan makin tertinggal dengan wilayah lain jika tetap menggunakan yang masih tradisional contohnya dengan Teknologi Jajar Legowo. 

Kelembagaan petani sudah saatnya dimaksimalkan. Karena, dalam menyambut era digitalisasi semua data petani sudah terdata secara elektronik sehingga akan lebih mudah dalam pengelolaan pertanian sampai dengan hasil yang akan dicapai.

"Masalah akan dihadapi ketika masih ada keluarga petani yang belum terdaftar, hambatan dalam beberapa hal akan ada contohnya kuota pupuk. Karena tidak terdata sehingga petani tersebut tidak berhak atas pupuk ataupun sarana yang bersubsidi dari pemerintah, sehingga sangat diharapkan para petani proaktif untuk mendaftarkan diri melalui kelompok tani di BPP wilayah masing-masing," katanya.

Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Bolaang Mongondow, Guliana Ponubu,  selalu mengingatkan dan berharap berharap kepada peserta Sekolah Lapang ini akan kembali ke wilayahnya dan mengolah lahannya dengan semangat.

"Mereka harus membuat perubahan dan tetap meminta bimbingan dan arahan dari Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian karena pasti akan ada hambatan dalam mengolah lahan dengan teknologi yang baru," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


Ribuan Penyuluh Pertanian Diangkat Jadi ASN

Bupati Malang Dorong Peningkatan Produksi Pertanian 

Poktan Mekar Sari Siapkan Benih untuk Kebutuhan IPDMIP 

Pemerintah akan Optimalkan Sarang Burung Walet dan Porang

ToF Berakhir, Penyuluh Diharap Terapkan Ilmu di Tempat Kerja

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark