Kamis 20 May 2021 16:53 WIB

Satgas: Penurunan Kasus Bukan karena Rendahnya Testing

Angka testing tercatat konsisten di atas standar WHO selama 9 minggu berturut-turut

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Gita Amanda
Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, menjelaskan penurunan kasus positif mingguan yang terjadi selama 13 minggu terakhir ini bukan disebabkan karena rendahnya testing.
Foto: Satgas Covid-19
Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, menjelaskan penurunan kasus positif mingguan yang terjadi selama 13 minggu terakhir ini bukan disebabkan karena rendahnya testing.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, menjelaskan penurunan kasus positif mingguan yang terjadi selama 13 minggu terakhir ini bukan disebabkan karena rendahnya testing. Sebab, angka testing tercatat konsisten berada di atas standar WHO selama 9 minggu berturut-turut.

“Hal ini menunjukan bahwa penurunan kasus yang terjadi kemungkinan merupakan dampak dari kolaborasi yang baik antara seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah dan juga peningkatan kedisiplinan masyarakat secara kolektif untuk disiplin prokes,” jelas Wiku saat konferensi pers, Kamis (20/5).

Baca Juga

Sejak puncak tertinggi penambahan kasus pada minggu kedua Februari, penambahan kasus positif mingguan kemudian terus menunjukan tren penurunan yang cukup tajam hingga hari ini. Per 16 Mei, kata Wiku, penambahan kasus positif mingguan yang terjadi sebesar 26.067 kasus atau turun lebih dari 70 persen sejak puncak kasus.

Sedangkan jumlah orang yang diperiksa harian pada minggu ketiga Februari tercatat sempat menunjukan penurunan drastis yakni hanya memenuhi 74,68 persen dari target WHO. Namun, setelah itu jumlah orang yang diperiksa harian terus mengalami peningkatan dan selalu konsisten di atas target WHO selama sembilan minggu terakhir.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
هُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُخَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَمَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاۤءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاۤءَ تَأْوِيْلِهٖۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗٓ اِلَّا اللّٰهُ ۘوَالرَّاسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّآ اُولُوا الْاَلْبَابِ
Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, “Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami.” Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 7)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement