Kamis 20 May 2021 19:14 WIB

Airlangga: Peserta Kartu Prakerja Calon Pahlawan

Peserta program Kartu Prakerja berpotensi menjadi Pahlawan Kebangkitan Nasional.

Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan pengarahan dalam penyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) BNI kepada alumni program Kartu Prakerja di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (8/4/2021). Pemberian KUR tersebut menambah portofolio penyaluran KUR BNI yang hingga 31 Maret 2021 telah mencapai Rp7,1 triliun bagi 72 ribu penerima di seluruh Indonesia.
Foto: SIGID KURNIAWAN/ANTARA
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan pengarahan dalam penyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) BNI kepada alumni program Kartu Prakerja di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (8/4/2021). Pemberian KUR tersebut menambah portofolio penyaluran KUR BNI yang hingga 31 Maret 2021 telah mencapai Rp7,1 triliun bagi 72 ribu penerima di seluruh Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan peserta program Kartu Prakerja berpotensi menjadi Pahlawan Kebangkitan Nasional. Alasannya, menurut Airlangga, di tengah kondisi sulit seperti pandemi Covid-19 saat ini, Indonesia membutuhkan ujung tombak orang-orang yang mau berubah, bangkit, dan mau memberikan manfaat kepada orang lain.

“Mengapa saya menyebut para peserta Kartu Prakerja, berpotensi menjadi Pahlawan Kebangkitan Nasional? Kita butuh orang-orang yang mau berubah, mau untuk bangkit, dan mau meningkatkan skill dengan mengikuti pelatihan, mau menerima tantangan, serta mau memberikan manfaat kepada orang lain. Dan saya yakin, semua yang mengikuti Kartu Prakerja, memiliki semangat itu dalam dirinya,” ujar Airlangga dalam video sambutan Hari Kebangkitan Nasional yang diunggah akun instagram @prakerja.go.id.

Ketua Komite Penanganan COVID‑19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) ini mengatakan kunci kesuksesan program bukan hanya pada penyelenggaraan dan pemerintah. Tapi, kata Airlangga, kunci kesuksesan program ini ada pada penerima Kartu Prakerja.

“Program ini secara esensi tidak bisa dinilai dari jumlah penerima, atau berapa bantuan yang sudah digelontorkan. Tapi lebih lebih kepada perubahan yang berhasil diciptakan oleh Penerima. Jika program ini berhasil menciptakan perubahan pada diri penerima, maka baiklah hasilnya,” katanya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement