REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Real Madrid tersingkir dari final Liga Champions usai dikalahkan Chelsea. Madrid kalah dengan skor agregat 1-3, hasil dari satu kali imbang dan satu kali kalah.
Gelandang Real Madrid, Toni Kroos, memilih untuk tetap rendah hati dan mengakui kekalahan dari Chelsea. Menurutnya, Chelsea adalah tim yang tangguh dan menjadi tim yang lebih baik dalam dua pertandingan di kompetisi Eropa.
"Kami pantas tersingkir dari Chelsea, terutama di paruh gim kedua, tidak sulit untuk melihat tim yang lebih baik menang," kata Kroos dari podcast Einfach mal Luppen seperti dilansir dari laman Sportskeeda, Kamis (20/5).
Dampak dari kekalahan itu pun terasa dalam ajang La Liga Spanyol. Real Madrid ditahan imbang Sevilla dengan skor 2-2. Kroos menyebut dalam laga itu ia dan pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane, sempat berselisih paham.
Sevilla sempat mendapatkan hadiah penalti atas pelanggaran yang dilakukan Eder Militao di kotak penalti. Kroos menyebut wasit membelakangi bola dan bahkan tidak melihatnya.
"Kami juga diberitahu bahwa bola memantul dari bagian tubuh lain, bukan handball. Bagi saya itu jelas merupakan situasi yang perlu putusan bersama. Ini tidak hanya pahit, tapi juga membuat Anda sangat marah," kata Kroos.
Kroos mengakui bahwa Zidane tidak pernah berbicara soal wasit dan cenderung melindungi si pengadil lapangan. Apa yang dilakukan oleh Zidane dengan mendatangi wasit setelah peluit usai disebut Kroos sebagai hal yang perlu dilakukan oleh Zidane.
"Fakta bahwa dia mendatangi wasit setelah pertandingan adalah tanda bahwa dia juga merasa ditipu, saya juga begitu. Kami membuatnya sangat jelas, dia (wasit) mencoba untuk membenarkan dirinya sendiri, tetapi bagi saya itu adalah keputusan yang sangat salah," kata Kroos.
Saat ini, Madrid berbeda dua poin di bawah pemuncak klasemen, Atletico Madrid. Keduanya memiliki satu pertandingan tersisa sebelum musim berakhir. Hitung-hitungan di atas kertas pun masih membuka harapan bagi Madrid agar klub dapat meraih gelar La Liga ke-35.