Jumat 21 May 2021 00:13 WIB

Lonjakan Covid-19 Pasca-Lebaran Belum Terlihat

Warga yang mudik Lebaran diminta karantina mandiri 5x24 jam.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Indira Rezkisari
Sejumlah calon penumpang KA Brantas tujuan Pasar Senen-Blitar mengantre menaiki kereta di Stasiun Senen, Jakarta, Kamis (20/5/2021). Usai peraturan larangan mudik lebaran 2021 berakhir, sebanyak 39 ribu tiket kereta api jarak jauh terjual untuk keberangkatan pada Kamis (20/5).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Sejumlah calon penumpang KA Brantas tujuan Pasar Senen-Blitar mengantre menaiki kereta di Stasiun Senen, Jakarta, Kamis (20/5/2021). Usai peraturan larangan mudik lebaran 2021 berakhir, sebanyak 39 ribu tiket kereta api jarak jauh terjual untuk keberangkatan pada Kamis (20/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lonjakan kasus Covid-19 yang muncul sebagai akibat naiknya mobilitas warga selama periode mudik Lebaran belum terlihat. Dalam sepekan terakhir, grafik penambahan kasus harian masih cukup stabil landai di angka 4.000-an kasus per hari.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan, manivestasi kasus yang muncul selama periode peniadaan mudik Lebaran 6-17 Mei 2021 baru bisa terdeteksi dua minggu ke depan. Itu pun, perhitungannya harus dengan analisis yang valid.

Baca Juga

"Mengingat perkembangan Covid-19 berdasarkan riwayat alamiah penyakitnya, butuh waktu, baik untuk terdeteksi pada diagnostik atau untuk menunjukkan gejala," ujar Wiku dalam keterangan pers, Kamis (20/5).

Mengingat efek mudik Lebaran yang tidak akan muncul dalam waktu instan, Wiku meminta masyarakat yang melakukan perjalanan selama periode peniadaan mudik untuk melakukan karantina mandiri selama 5x24 jam. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan infeksi virus yang terbawa oleh pemudik.

"Karena mobilitas yang dilakukan di masa pandemi adalah aktivitas berisiko. Ini bentuk tanggung jawab bagi diri sendiri dan orang-orang terdekat," ujarnya.

Wiku juga meminta posko Covid-19 di level desa dan kelurahan agar secara aktif mengawasi warga di wilayahnya baru saja tiba dari kampung halaman. Termasuk bila diperlukan melakukan testing dan tracing sebagai upaya preventif perluasan penularan Covid-19.

"Testing dan tracing khususnya di daerah tujuan arus balik demi memaksimalkan pencegahan covid," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement