REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cendekiawan muslim Indonesia Prof Azyumardi Azra mendorong pemerintah Indonesia agar terus menekan Amerika Serikat agar Israel menghentikan serangannya kepada Palestina. Menurutnya, Indonesia bisa berperan lebih agar perdamaian terwujud.
"Kita ikut bersalah kalau membiarkan itu. Kalau dikatakan itu hanya urusan orang Arab, kita salah," katanya melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (20/5).
Oleh sebab itu, lanjut dia, dunia internasional diharapkan bisa terus mendorong penyelesaian konflik Palestina-Israel melalui berbagai cara. Indonesia, sebagai negara yang cukup diperhitungkan bisa berperan lebih agar perdamaian terwujud. Intelektual muslim yang juga pemerhati sejarah menilai apa yang Israel lakukan terhadap Palestina mengulangi yang mereka rasakan pada perang dunia kedua dan sebelumnya.
Saat itu, 11 juta orang meninggal dan enam juta di antaranya bangsa Yahudi. Yahudi menggunakan istilah pogrom untuk menyebut apa yang mereka rasakan saat itu. Sekarang, Palestina merasakan hal yang sama. Israel juga menghancurkan berbagai fasilitas publik termasuk rumah ibadah dan sarana kesehatan.
"Apa yang terjadi hari ini di Gaza adalah pogrom yang dilakukan orang yang awalnya jadi korban pogrom," kata Azyumardi.
Ia menegaskan serangan Israel ke Palestina tidak bisa dibiarkan. Narasi serangan ke Palestina tidak bisa dibenarkan dan harus terus disuarakan.Menurutnya, pernyataan sikap bersama Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam yang mengutuk agresi militer di Palestina tidaklah cukup.
"Saya meminta Presiden Jokowi menelepon Joe Biden. Indonesia ini diperhitungkan Amerika Serikat, jadi segera telepon Joe Biden," tegasnya.
Negara-negara lain juga bisa serius mengancam membekukan hubungan diplomatik dengan Israel. Langkah selanjutnya adalah rekonsiliasi Fatah-Hamas, perang saudara di Palestina yang sudah berlangsung sejak 2006. "Selama Fatah dan Hamas berkelahi, selama itu Israel melakukan pogrom," katanya.