REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto, mengapresiasi perusahaan yang telah mendaftarkan karyawannya untuk mengikuti vaksinasi gotong royong. Menurut dia, vaksin gotong royong dapat empercepat vaksinasi bagi warga negara usia produktif.
Sehingga, hal itu akan mendorong pemulihan ekonomi nasional dengan lebih cepat. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu menyebut, menjadi sinyal positif bahwa vaksin gotong royong dimulai dan memang sudah dilakukan pendaftaran dalam beberapa bulan terakhir.
"Ini juga untuk mengakselerasi tercapainya herd immunity, dan tentunya gotong royong ini menunjukkan korporasi burden sharing dengan pemerintah, di mana produktivitas karyawan ditanggung mereka," jelas Airlangga pada acara prime talk televisi swasta dalam siaran pers, Kamis (20/5).
Program vaksinasi gotong royong secara resmi dimulai pada 18 Mei 2021, dengan dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi). Program perdana menyasar pekerja di kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Airlangga menjelaskan, tahap awal pelaksanaan vaksinasi gotong royong, menyasar pekerja di kawasan Jabodetabek untuk 220 ribu orang dari berbagai sektor industri. Antara lain, untuk sektor manufaktur, petrokimia, dan makanan-minuman, yang mana sekitar 420 ribu dosis vaksin sudah terdistribusi.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, sekitar 22.750 perusahaan di seluruh Indonesia telah mendaftar vaksin gotong royong dengan peserta sebanyak 10 juta orang. Angka pendaftar pun terus bertambah setiap harinya.
"Dan inisiatif vaksin gotong royong ini bertujuan untuk membantu pemerintah mewujudkan herd immunity atau kekebalan kelompok. Di mana pemerintah menargetkan 70 persen dari 181 juta warga Indonesia divaksinasi," ujar Shinta.
Dia menerangkan, sejak vaksin gotong royong tiba di Tanah Air, jumlah perusahaan yang melakukan pendaftaran cukup meningkat. Diikuti dengan penetapan harga vaksin gotong royong, Rp 500 ribu per sekali suntikan. "Untuk satu kali suntik ditetapkan harga Rp 500 ribu dengan rinciannya, Rp 375 ribu untuk harga vaksin dan Rp 125 ribu untuk harga penyuntikannya," jelas Shinta.