REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Rizky Jaramaya, Lintar Satria, Mabruroh
YERUSALEM -- Serangan Israel ke Jalur Gaza masih berlangsung hingga kini. Namun, pejabat senior Hamas memprediksi gencatan senjata akan tercapai beberapa hari lagi, meski Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu hingga Kamis (20/5) masih menolak menghentikan serangan.
Sumber dari pejabat keamanan Mesir mengatakan, kedua belah pihak sepakat untuk melakukan gencatan senjata setelah ditengahi mediator. Namun, detail negosiasinya masih belum diungkapkan.
"Saya pikir upaya yang sedang berjalan mengenai gencatan senjata akan sukses," kata pejabat politik Hamas Moussa Abu Marzouki kepada stasiun televisi Lebanon, al-Mayadeen TV, Kamis (20/5).
"Saya memperkirakan gencatan senjata akan diraih satu atau dua hari ke depan dan gencatan senjata akan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak," ujar dia menambahkan.
Aljazirah melaporkan Utusan Khusus PBB untuk Perdamaian di Timur Tengah Tor Wennesland bertemu dengan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Qatar. Meski demikian, hasil pertemuan belum diungkapkan.
Dalam sambungan telepon pada Rabu (19/5), Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dilaporkan telah meminta Netanyahu untuk menurunkan ketegangan. Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tetap bertekad melanjutkan serangannya, "Sampai tujuannya tercapai: untuk memulihkan ketenangan dan keamanan."
Terlepas dari permohonan Biden itu, AS untuk keempat kalinya menolak resolusi di Dewan Keamanan (DK) PBB untuk mendorong gencatan senjata di Palestina. Pihak AS berdalih, resolusi itu akan berpengaruh buruk pada upaya Biden merayu Israel.
The New York Times melaporkan, Israel dan Hamas disebut akan meneken kesepakatan gencatan senjata dalam dua hari mendatang. Mengutip seorang pejabat Israel yang mengikuti negosiasi, gencatan senjata tersebut akan melalui beberapa tahapan.
Pertama, penghentian seluruh serangan Israel ke Gaza dan penghentian upaya pembunuhan pejabat Hamas. Sebaliknya, Hamas akan berhenti menembakkan roket ke wilayah Israel. Tahapan selanjutnya adalah dihentikannya penggalian terowongan ke Israel dan dihentikannya aksi unjuk rasa di perbatasan Gaza-Israel.
Tahap selanjutnya meliputi pengembalian dua jenazah tentara Israel yang dibunuh Hamas dan pembebasan dua warga sipil yang ditahan Hamas. Imbalannya, Israel akan mengizinkan bantuan dan kebutuhan pokok ke Gaza.