Jumat 21 May 2021 08:32 WIB

Perang Palestina-Israel, Ekonomi Siapa yang Paling Hancur?

Israel dan Palestina mengalami kerugian ekonomi yang berat usai perang 11 hari

Rep: Jerusalem Post/Reuters/ Red: Elba Damhuri
Warga Palestina yang terdiri dari perempuan dan anak-anak mengungsi untuk berlindung dari serangan udara Israel ke bangunan sekolah milik PBB di Gaza, Rabu (19/5) waktu setempat.
Foto: AP/Khalil Hamra
Warga Palestina yang terdiri dari perempuan dan anak-anak mengungsi untuk berlindung dari serangan udara Israel ke bangunan sekolah milik PBB di Gaza, Rabu (19/5) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Gencatan senjata antara Israel dan Palestina berlaku sejak Jumat (21 Mei) dini hari. Israel dan pejuang Hamas dilarang melakukan tindakan penyerangan ke wilayah masing-masing.

Dengan berlakunya gencatan senjata ini, Israel dan Palestina menghitung kerugian ekonomi akibat pertempuran selama 11 hari. 

Perang ini melumpuhkan fasilitas sanitasi di Gaza, rumah, dan infrastruktur lainnya.

Perang juga menghancutkan ekonomi Israel. Berikut beberapa detailnya seperti dikutip dari Jerusalem Post dan Reuters.

Kerugian Ekonomi di Gaza

Kementerian Perumahan Gaza mengatakan sebanyak 16.800 unit rumah telah rusak. Dari jumlah tersebut, 1.800 telah menjadi tidak layak untuk ditinggali dan 1.000-nya hancur total. 

"Penduduk kini hanya mendapatkan pasokan listrik 3-4 jam per hari dari sebelumnya 12 jam sebelum perang," kata Mohammad Thabet, juru bicara perusahaan transmisi listrik di Jalur Gaza.

Kantor media Hamas memperkirakan pengeboman tersebut telah menyebabkan kerusakan senilai 40 juta dolar AS di pabrik-pabrik dan zona industri, termasuk fasilitas industri lainnya.

Juga, kerusakan senilai 22 juta dolar AS pada sektor energi. Kementerian Pertanian Gaza memperkirakan sekitar 27 juta dolar AS kerusakan, termasuk rumah kaca, lahan pertanian, dan peternakan unggas.

Kerugian Ekonomi Israel....

 

sumber : Jerusalem Post/Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement