REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) punya tiga strategi untuk mengembangkan Pertamina Internasional Shipping sebagai perusahaan integrasi maritim global. Peluangnya di dalam negeri, pasar LNG dan pemenuhan permintaan gas menjadi salah satu kunci.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan Indonesia merupakan negara kepulauan. Hal ini tidak memungkinkan dibuat pipa gas yang terintegrasi secara fisik. Maka, menurut Nicke perlu adanya virtual pipeline yang ini menjadi sektor pasar PIS kedepan.
"Nantinya pemanfaatan gas untuk Indonesia Timur bakan dilakukan dengan mengkonversi gas ke LNG untuk kemudian dibawa menggunakan satu kapal LNG berukuran besar dan selanjutnya dibawa menggunakan kapal LNG berukuran kecil," ujar Nicke di Komisi VI DPR RI, Kamis (20/5).
Nicke menjelaskan kedepan PIS akan banyak melakukan investasi di beberapa unit regasifikasi dan kapal pengangkut. "Perlu satu kapal LNG besar dan kapal LNG kecil tiga unit serta unit regasifikasi," tambah Nicke.
Nicke menambahkan, rencana mendorong pemanfaatan gas ini juga sejalan dengan target konversi 3.000 MW pembangkit PLN yang masih menggunakan fuel. Langkah lainnya yakni dengan masuk ke pasar luar negeri. Nantinya, fokus bisnis angkutan akan dilakukan melalui PIS, sementara fokus bisnis marine melalui PT Pertamina Trans Kontinental (PTK).
PTK akan berfokus pada pengembangan bisnis port manajemen untuk 104 pelabuhan, sementara PIS berfokus pada pengembangan bisnis 95 kapal saat ini serta peremajaan kapal dan investasi pada kapal yang berteknologi ramah lingkungan.