Jumat 21 May 2021 17:20 WIB

37 Warga Positif, Satu Kampung Dikenakan Lockdown

Dinas Kesehatan Kabupaten Garut akan melakukan tes swab massal di kampung itu

Rep: bayu adji p/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah pasien positif Covid-19 di salah satu kampung di Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut, menjalani isolasi terpusat di GOR desa setempat, Jumat (21/5).
Foto: Dok Camat Bungbulang
Sejumlah pasien positif Covid-19 di salah satu kampung di Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut, menjalani isolasi terpusat di GOR desa setempat, Jumat (21/5).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sebanyak 37 warga di salah satu kampung di Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut, terkonfirmasi positif Covid-19 per Jumat (21/5). Angka itu bertambah dari jumlah sebelumnya yang hanya 24 orang pada Kamis (20/5).

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani mengatakan, terdapat 13 penambahan kasus Covid-19 di kampung itu setelah dilakukan pengetesan kepada sekitar 70 orang. Alhasil, total saat ini terdapat 37 orang warga kampung itu yang terkonfirmasi positif. 

"Dua orang dirujuk ke rumah sakit karena bergejala sedang. Sisanya diisolasi terpusat di GOR desa setempat karena berstatus OTG," kata dia saat dihubungi Republika, Jumat.

Menurut dia, petugas kesehatan setempat terus mengawasi para pasien yang menjalani isolasi di GOR desa. Ketika ada pasien yang kondisinya memburuk, pihaknya akan segera merujuk ke rumah sakit.

Leli menjelaskan, aktivitas warga di kampung itu sudah diperketat. Warga dari luar kampung tak diperbolehkan masuk. Sementara, hanya warga yang sudah negatif dalam kampung tersebut yang diperbolehkan beraktivitas meski terbatas.

Ia menambahkan, rencananya, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut akan melakukan tes swab massal di kampung itu. "Namun kita masih lihat perkembangannya. Kalau misal dirasa cukup, tak usah. Tapi kalau diperlukan, akan dilakukan lagi," ujat Leli.

Sementara itu, Camat Bungbulang, Caca Rifai mengatakan, dari 37 orang warganya yang terkonfirmasi positif Covid-19, hanya ada dua orang yang dirujuk ke rumah sakit. Sementara sisanya, sebanyak 35 orang yang berstatus tanpa gejala menjalani isolasi terpusat di GOR desa setempat

Ia menambahkan, pasien yang diisolasi di GOR desa terus diawasi kondisinya oleh petugas kesehatan. Pasien juga dipandu untuk melakukan senam setiap pagi agar kondisi tubuhnya tetap fit. "Kita pantau terus. Kalau ada yang memburuk, kita rujuk ke rumah sakit," ujar dia.

Menurut Caca, berdasarkan hasil musyawarah dengan dinas kesehatan, akses warga untuk keluar-masuk kampung dibatasi dengan ketat atau lockdown. Ia menyebutkan, lockdown di kampung itu dilakukan sejak Selasa (18/5) hingga 10 hari ke depan. "Hanya warga yang sudah dinyatakan negatif yang boleh keluar kampung. Warga dari luar tidak boleh masuk. Yang belum dipastikan kondisinya, tidak boleh keluar," kata dia.

Ia menyebutkan, setidaknya terdapat 144 kepala keluarga (KK) atau 488 jiwa yang ada di satu kampung itu. Rencana ke depan, akan dilakukan tes swab kepada warga lainnya. Sebab, ia ingin memastikan kondisi seluruh warga di kampung itu. 

Terkait kebutuhan logistik warga terdampak lockdown di kampung itu, menurut Camat, sementara masih ditanggung pemerintah desa setempat. "Kita juga koordinasi dengan Sekda dan Dinsos. Mereka mau meninjau langsung ke sini," kata dia.

Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial, Dinas Sosial Kabupaten Garut, Dadang Bunyamin mengatakan, saat ini pihaknya sedang dalam perjalanan ke kampung tersebut untuk meninjau langsung kondisi warga di sana. Ia mengaku membawa kebutuhan logistik untuk warga yang terdampak lockdown.

"Kita bawa logistik beras 2 kwintal, mie instan 15 dus, dan kasur lipat 15 buat. Kalau kurang akan kita kirim lagi," kata dia.

Untuk besaran jaminan hidup yang akan diberikan kepada warga terdampak, Dadang belum bisa menentukan. Sebab, pihaknya masih akan melihat terlebih dahulu kondisi di tempat itu.

"Kita belum putuskan besaran jadup yang akan diberikan. Masih menunggu kebijakan pimpinan. Tapu, insyaallah kita siap tanggung semua kebutugan warga di sana," kata dia.

Sebelumnya, Humas Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut, Yeni Yunita mengatakan, munculnya kasus Covid-19 di kampung itu berawal dari adanya warga di sana yang kerja di Bandung dan kembali ke kampungnya. "Dia positif Covid-19, tapi sudah dinyatakan negatif. Kemudian dia pulang ke Bungbulang, setelah itu orang tuanya sakit," kata dia.

Adanya warga yang sakit membuat tetangga lainnya menjenguk pasien. Baru kemudian diketahui, pasien terkonfirmasi positf Covid-19. Setelah dilakukan pengetesan, total ada 24 orang warga kampung tersebut yang positif Covid-19. Angka itu bertambah 13 orang, sehingga kini total warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 di kampung itu  berjumlah 37 orang.

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut hingga Kamis, total kasus positif di daerah itu berjumlah 9.242 kasus. Sebanyak 421 orang isolasi mandiri, 112 orang isolasi di rumah sakit, 8.314 orang telah sembuh, dan 395 orang meninggal dunia.

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement