Jumat 21 May 2021 19:44 WIB

Israel Salah Hitung di Gaza, Muslim Malah Bersatu

Gempuran serangan Israel baru-baru ini persatukan warga Palestina

Sejumlah massa peserta aksi solidaritas Palestina melaksanakan shalat Ashar di depan Kedubes Amerika Serikat, Jakarta, Jumat (21/5). Aksi tersebut mengecam tindakan brutal Israel kepada warga Palestina di Gaza yang menyasar warga sipil, anak-anak dan bangunan-bangunan sosial lainnya bahkan fasilitas kesehatan.Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika.
Sejumlah massa peserta aksi solidaritas Palestina melaksanakan shalat Ashar di depan Kedubes Amerika Serikat, Jakarta, Jumat (21/5). Aksi tersebut mengecam tindakan brutal Israel kepada warga Palestina di Gaza yang menyasar warga sipil, anak-anak dan bangunan-bangunan sosial lainnya bahkan fasilitas kesehatan.Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Serangan Israel ke Masjid al-Aqsa dan Jalur Gaza telah mempersatukan warga Palestina dan perlawanan itu mengejutkan Tel Aviv. Hal ini dikatakan presiden lembaga 'think-tank' Al Sharq Forum.

Wadah Khanfar, yang juga mantan Direktur Jenderal Al Jazeera, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa Israel tanpa sadar telah membangunkan orang-orang Arab dan Muslim di seluruh dunia dan memperkuat kesadaran mereka soal Masjid al-Aqsa dan Yerusalem.

Menurut dia, sosok yang digaungkan Israel sebagai sebuah lingkungan yang nyaman bagi orang-orangnya di Timur Tengah yang bergolak dan melindungi orang-orang Yahudi dari berbagai belahan dunia, kini sudah terkikis.

Gempuran serangan Israel baru-baru ini persatukan warga Palestina

Keterangan gambar: Presiden Al Sharq Forum Wadah Khanfar.

Khanfar mengatakan perkembangan terakhir di Palestina adalah karena "kesombongan" Israel.

Mereka menganggap mereka dapat terhindar dari pertanggungjawaban setelah melancarkan serangan ke orang-orang yang beribadah di Masjid al-Aqsa dalam 10 hari terakhir.

Kesalahan Israel tentang Muslim

"Apa yang dilakukan Israel di Masjid al-Aqsa selama bulan Ramadan adalah bukti bahwa mereka memandang orang Arab dan Muslim sebagai massa pengikut, yang tidak akan bereaksi. Israel mengira bahwa ketika mereka melakukan kejahatan seperti itu, maka tidak akan ada yang bereaksi, tidak ada yang marah. Padahal mereka salah memahami ummah [komunitas] ini dan rakyat Palestina,” ujar Khanfar.

Meskipun pemerintah tampaknya melakukan normalisasi dengan Israel, namun perhatian dan doa negara-negara Islam dan Arab terus tertuju pada Yerusalem dan Masjid al-Aqsa.

"Negara Barat dan Israel tidak paham dan terus-menerus membuat kesalahan strategis dalam masalah ini," lanjut dia.

Khanfar menyoroti bahwa orang-orang Arab Israel terlibat dalam peristiwa ini untuk pertama kalinya.

"Mereka sedang melalui fase di mana mereka menemukan kembali identitas, kepemilikan, dan koneksi pada Palestina dan Islam, terutama melalui Masjid al-Aqsa," terang dia.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, setidaknya 232 warga Palestina tewas, termasuk 65 anak-anak dan 39 perempuan, sedangkan lebih dari 1.700 lainnya terluka akibat serangan Israel di Jalur Gaza sejak 10 Mei.

Ketegangan baru-baru ini yang dimulai di Yerusalem Timur telahmenyebar ke Gaza sebagai akibat dari serangan Israel terhadap jamaah di kompleks Masjid al-Aqsa dan area permukiman Sheikh Jarrah.

Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat al-Aqsa berada, selama perang Arab-Israel 1967, kemudian mencaplok seluruh wilayah kota pada 1980, sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement