REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seringkali masyarakat merasa kebal dan tak akan tertular Covid-19 usai mendapatkan vaksin lengkap dua dosis. Padahal, masker harus tetap dipakai meski telah mendapatkan vaksin Covid-19 karena masih berpotensi tertular virus.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Tingkat Pusat dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro menjelaskan, meskipun sudah ada vaksin, bukan berarti langsung melindungi 100 persen. Menurutnya, harus ada upaya juga yang harus dilakukan supaya virus tidak masuk ke dalam tubuh.
"Kalau kita tidak pakai proteksi maka kita selalu berisiko (tertular virus)," ujarnya saat berbicara di konferensi virtual bertema 'Syarat Agar Vaksinasi Ampuh Menghentikan Pandemi?', Jumat (21/5).
Sebab, dia melanjutkan, transmisi virus dari droplet atau cairan yang keluar dari mulut atau hidung. Kemudian ketika berinteraksi dengan seseorang yang terinfeksi virus ini maka bisa jadi berisiko untuk tertular, baik kontak langsung atau tidak langsung.
"Artinya, masker harus tetap digunakan supaya tidak terjadi penularan lagi. Selama pandemi ini masih ada, virus masih ada di sekitar kita, maka tetap harus pakai masker yang baik dan benar yaitu menutupi hidung dan mulut sampai dagu," katanya.
Reisa juga meminta jangan memegang wajah selama di luar ruangan. Yang tak kalah penting, ia meminta masyarakat harus tahu cara melepas masker seperti apa. Menurutnya, semakin banyak ikhtiar supaya tidak terinfeksi maka itu semakin baik.
"Selain masker, kita harus menjaga jarak aman, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas hingga vaksinasi. Semakin banyak ikhtiar maka semakin rendah peluang untuk tertular virus ini," katanya.
Di kesempatan yang sama, Dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Erlina Burhan menambahkan, tujuan vaksinasi adalah melatih sistem imun untuk memproduksi kekebalan melindungi dari benda asing yang masuk. Di sinilah vaksin Covid-19 dapat menimbulkan kekebalan tubuh.
Ia mengibaratkan imunitas sebagai tentara, maka tubuh dijaga tentara dari penularan virus.
"Memang vaksin dosis pertama dan kedua yang memberikan proteksi pada tubuh kita. Kemudian kalau musuh yang datang sedikit bisa dilibas dan tidak menjadi sakit," ujarnya.
Namun, ia mewanti-wanti jika virusnya menyerang tubuh dalam jumlah banyak, maka lama-kelamaan tentara atau kekebalan tubuh juga kewalahan. Apalagi kalau virus datang terus-menerus.
Akibatnya, dia melanjutkan, seseorang yang sudah divaksin lengkap bisa terpapar virus. Akhirnya yang bersangkutan bisa terinfeksi virus, namun sakitnya tidak terlalu parah.
"Bahkan, kadang-kadang hanya tanpa gejala yang tidak membutuhkan perawatan rumah sakit," ujarnya.