REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Robert Sianipar mengatakan perbankan di provinsi itu melaporkan bahwa sebanyak 7.397 debiturnya terdampak bencana alam siklon tropis Seroja."Debitur yang terdampak bencana ini dari 16 bank umum dan enam BPR yang sudah melaporkan debiturnya yang terdampak bencana Seroja," kata Kupang, Jumat (21/5).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan laporan perbankan di NTT terkait debitur yang terdampak bencana alam badai siklon tropis Seroja. Robert mengatakan dari 7.397 debitur terdampak bencana alam ini memiliki total baki debet senilai Rp1,2 triliun.
Ribuan debitur ini tersebar di 16 kabupaten/kota antara lain Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Kabupaten Belu, Malaka, Manggarai, Ngada, Ende, Flores Timur, Lembata, Alor, Sumba Barat Daya, Sumba Timur, Sabu Raijua, dan Kabupaten Rote Ndao.
Robert mengatakan para debitur yang terdampak bencana alam ini merupakan bagian dari sasaran kebijakan perlakuan khusus terkait kredit berdasarkan Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor 7 tahun 2021 yang terbit pada 11 Mei 2021. Perlakuan khusus itu, lanjut dia mencakup restrukturisasi kredit perbankan bagi debitur sejak keputusan penetapan hingga jangka waktu yang ditetapkan paling lama selama tiga tahun.
Restrukturisasi yang diberikan dapat berupa perpanjangan jangka waktu, penurunan suku bunga, pengurangan tunggakan pokok atau bunga, penambahan platform kredit dan sebagainya."Nantinya tergantung masing-masing bank yang akan menganalisa permohonan debitur kemudian dikasih jenis restrukturisasi seperti apa dan jangka waktu berapa lama," katanya.
Ia pun mempersilahkan para debitur perbankan yang terdampak bencana agar mengajukan permohonan ke perbankan untuk memperoleh fasilitas kredit dan melengkapi persyaratan yang dibutuhkan.