REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor untuk melakukan kajian mendalam, dengan genome sequencing pada penularan Covid-19 di Perumahan Griya Melati Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Genome sequencing tersebut dilakukan untuk mengantisipasi apakah ada indikasi varian Covid-19 baru di kawasan tersebut.
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengatakan, dikhawatirkan terdapat indikasi virus baru lantaran penyebaran virus di perumahan tersebut terjadi dengan cepat. Serta banyak warga yang tertular.
“Saya minta kepada Dinkes untuk melakukan kajian mendalam, langsung memproses genome sequencing untuk mengantisipasi, apakah ada indikasi virus tren baru. Karena penyebarannya cepat dan penularannya banyak,” kata Bima Arya ketika ditemui Republika di Balai Kota Bogor, Jumat (21/5).
Tak hanya melalui Dinkes Kota Bogor, Bima Arya mengaku sudah menghubungi Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin untuk memberi atensi khusus dalam menangani kasus Covid-19 di Kota Bogor saat ini. Antara kain dengan mempercepat proses genome sequencing.
“Jadi saya kira kita harus lakukan langkah-langkah itu. Saya juga kontak Menteri Kesehatan untuk memberi atensi khusus, agar dipercepat genome sequencing-nya. Ini untuk menganalisis ini tren baru atau bukan, penting sekali,” kata Bima Arya yang juga Ketua Satgas Covid-19 Kota Bogor.
Lebih lanjut, dia memaparkan, dari 157 warga Perumahan Griya Melati yang telah melakukan swab PCR test, pada hari ini, Jumat (21/5) sebanyak 37 warga dikonfirmasi terpapar Covid-19. Jumlah tersebut bertambah sebanyak dua orang pada hari sebelumnya.
Bima Arya menuturkan, 37 warga perumahan yang terpapar Covid-19 itu berasal dari 15 rumah berbeda. “Sekitar 157 warga yang dilakukan tes PCR dan hari ini ada 37 (warga) dinyatakan positif Covid-19 itu dari 15 rumah yang berbeda. Hasil sudah keluar semua, kecuali ketemu kontak erat yg lain. Tapi saya kira sudah semua itu dari 157 kontak erat tadi,” jelasnya
Saat ini, warga Perumahan Griya Melati tengah melakukan karantina wilayah berskala mikro. Dimana, kata Bima Arya, warga hanya bisa beraktivitas dan keluar masuk wilayah dalam urusan darurat.
Meski demikian, rangkaian organisasi perangkat daerah (OPD), Polresta Bogor, dan Kodim 0606 turun ke Perumahan Griya Melati untuk membantu proses karantina wilayah di sana. Bima Arya mengatakan, tim yang diturunkan mulai dari Dinkes, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin), Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ), dan TNI-Polri untuk membantu penjagaan, supply logistik, dan sterilisasi wilayah.
“Jadi tidak ada aktivitas di situ. Masjid juga ditutup. Tapi semua logistik di-supply, makanan, bahan pokok, obat-obatan, dan vitamin. Jadi warga nggak boleh keluar rumah,” tegasnya.