Sabtu 22 May 2021 17:47 WIB

Korban Terbunuh di Gaza Meningkat Menjadi 248

Banyak warga Palestina bertanya apakah gencatan senjata bisa bertahan lama.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Indira Rezkisari
 Serang anak mengibarkan Palestina berdiri di atas reruntuhan gedung Al Jalaa yang hancur oleh serangan udara Israel, Gaza, Jumat (21/5) waktu setempat.  Sejumlah media internasional menempati gedung Al-Jalaa termasuk kantor berita Associated Press yang telah berkantor disana selama 15 tahun.  Ratusan warga Gaza berjalan melewati reruntuhan sebuah gedung yang hancur oleh serangan udara Israel, Gaza, Jumat (21/5) waktu setempat.
Foto: AP/John Minchillo
Serang anak mengibarkan Palestina berdiri di atas reruntuhan gedung Al Jalaa yang hancur oleh serangan udara Israel, Gaza, Jumat (21/5) waktu setempat. Sejumlah media internasional menempati gedung Al-Jalaa termasuk kantor berita Associated Press yang telah berkantor disana selama 15 tahun. Ratusan warga Gaza berjalan melewati reruntuhan sebuah gedung yang hancur oleh serangan udara Israel, Gaza, Jumat (21/5) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY -- Korban meninggal warga sipil di Gaza akibat agresi Israel di Jalur Gaza meningkat menjadi 248, termasuk 66 anak-anak, dan 39 wanita, Jumat (21/5) waktu setempat. Kementerian Kesehatan Palestina juga mencatat, sekurangnya 1.948 orang terluka.

Pencarian dan penyelamatan tim pertahanan sipil dan medis di Gaza telah mendapatkan momentum setelah gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Gencatan senjata yang ditengahi Mesir terjadi setelah 11 hari serangan udara Israel di Jalur Gaza yang diblokade.

Baca Juga

Militer Israel telah melancarkan serangan udara di Jalur Gaza sejak 10 Mei. Agresi Israel meninggalkan jejak kehancuran besar-besaran di seluruh wilayah pantai.

Terkait gencatan senjata yang terjadi saat ini, banyak warga Palestina yang bertanya-tanya apakah ini akan berlanjut di kemudian hari atau benar-benar berhenti. Namun berdasarkan pengalaman yang ada, banyak yang tidak percaya Israel akan benar-benar menghentikan serangannya.

Warga Palestina disebut tidak mempercayai mereka dan menyadari jika gencatan senjata ini akan segera berakhir. Hal ini dibuktikan dengan adanya serangan dari tentara penjaga perbatasan Israel di masjid Al Aqsa, ketika orang-orang sedang ibadah di hari pertama gencatan senjata, dilansir dari Anadolu Agency, Ahad (22/5).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement