Sabtu 22 May 2021 18:26 WIB

Total Kematian Covid-19 di Amerika Latin Tembus 1 Juta

Vaksinasi di Amerika Selatan tertinggal dari sebagian besar dunia.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA - Jumlah kematian akibat Covid-19 di Amerika Latin dan Karibia telah menembus satu juta, Jumat (21/5) waktu setempat. Kawasan tersebut memperburuk jumlah kasus dan kematian dengan tingkat kematian perkapita tertinggi.

Dari dataran tinggi berdebu di Bolivia hingga metropolis Brasil Sao Paulo, pandemi telah membanjiri sistem perawatan kesehatan. Di Peru, salah satu negara yang paling terpukul di kawasan itu, banyak pasien Covid-19 meninggal di koridor rumah sakit yang padat di ibu kota Lima.

Baca Juga

Amerika Selatan adalah satu-satunya wilayah dengan infeksi baru meningkat cepat pada basis per kapita, menurut Our World in Data oleh Reuters. India saat ini tengah berjuang melalui salah satu wabah pandemi terburuk di dunia. Di sisi lain, kasus di Eropa, Asia dan Amerika Utara menurun, dan stabil di Afrika.

Rata-rata pada Mei, 31 persen kematian akibat Covid-19 di dunia terjadi di Amerika Latin dan Karibia. Wilayah ini adalah rumah bagi hanya 8,4 persen dari populasi global.

Dokter dan ahli epidemiologi mengatakan pandemi virus corona mengejutkan pemerintah yang tidak siap tahun lalu. Pandemi diperburuk oleh para pemimpin yang meremehkan penyakit ini dan gagal mengamankan pasokan vaksin tepat waktu.

Delapan negara teratas yang mencatat kematian Covid-19 terbanyak per kapita selama sepekan terakhir semuanya ada di Amerika Latin. "Alih-alih bersiap menghadapi pandemi, kami meminimalkan penyakitnya, dengan mengatakan panas tropis akan menonaktifkan virus," kata Dr. Francisco Moreno Sanchez, kepala program Covid-19 di salah satu rumah sakit utama Meksiko dan kritikus vaksinasi rencana pemerintah.

"Sayangnya, kami termasuk wilayah yang paling terkena dampak, di mana penanganan pandemi paling salah, dan sekarang kami menderita akibatnya," kata ahli epidemiologi itu kepada Reuters.

Sebagian besar kematian atau lebih dari 446 ribu terjadi di Brasil, yang menjadi episentrum virus korona tahun ini. Brasil tercatat sebagai negara yang terkena wabah paling mematikan kedua di luar Amerika Serikat, meskipun tampaknya akan segera dilampaui oleh India.

Pada Mei, jumlah kematian harian di Amerika Selatan memang melamba menjadi 3.872, dari rata-rata 4.558 orang pada April, menurut analisis Reuters. Namun kasus meningkat lagi dan kematian juga meningkat adalah indikator yang tertinggal, biasanya meningkat beberapa minggu setelah lonjakan infeksi baru.

Vaksinasi di Amerika Selatan tertinggal dari sebagian besar dunia. Di Amerika Selatan, hanya 15 persen orang telah menerima setidaknya satu dosis dibandingkan dengan 28 persen di Eropa dan 34 persen di Amerika Utara. Hanya Asia dan Afrika yang masing-masing lebih rendah pada 5 persen dan 1 persen, menurut Our World in Data hingga 19 Mei.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement