Sabtu 22 May 2021 18:34 WIB

Survei ARSC: Demokrat ke Tiga Besar

Naiknya pamor Demokrat dipicu dinamika partai.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Indira Rezkisari
Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (kanan). Dinamika di Partai Demokrat membawa dampak kenaikan popularitas partai tersebut.
Foto: ANTARA/Ahmad Subaidi
Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (kanan). Dinamika di Partai Demokrat membawa dampak kenaikan popularitas partai tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih yang tertinggi berdasarkan hasil survei Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC). Partai berlogo banteng itu memiliki elektabilitas sebesar 19,60 persen.

Partai Gerindra berada di urutan kedua dengan 15,03 persen. Namun, Partai Demokrat yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) naik ke posisi tiga, dengan elektabilitas sebesar 14,80 persen.

Baca Juga

"Naiknya pamor Partai Demokrat di survei diduga tidak lepas dari penetrasi pemberitaan terkait dinamika internal Partai Demokrat. Khususnya munculnya Kongres Luar Biasa yang meramaikan perbincangan di publik," ujar ujar peneliti ARSC Bagus Balghi dalam rilis daringnya, Sabtu (22/5).

Sementara itu, Partai Golkar berada di bawah Partai Demokrat dengan 10,40 persen. Sedang Partai Keadilan Sejahtera yang menasbihkan dirinya sebagai oposisi sebesar 9,10 persen.

Lalu, PKB (5,50 persen), Partai Nasdem (4,40 persen), PAN (4,40 persen), PSI (2,40 persen), dan PPP: 1,50 persen. Kemudian ada lima partai yang berada di luar parlemen, yakni PBB (0,40 persen), Partai Hanura (0,20 persen), Perindo (0,20 persen), Partai Garuda (0,10 persen), dan PKPI (0,10 persen)

Namun, masih banyak responden yang mengaku dapat mengubah pilihannya dalam Pemilu 2024. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh program kinerja nyata parpol, pengaruh tokoh agama atau tokoh masyarakat, kampanye kandidat parpol, pengaruh lingkungan sekitar responden, hingga kunjungan kandidat, dan relawan dari parpol.

"59,59 persen menyatakan, ya masih bisa berubah. Kemudian 31, 07 persen tidak berubah, 6,86 persen tidak tahu dan, 2,48 persen tidak menjawab,” ujar Bagus.

Pengumpulan data dilakukan sejak 26 April hingga 8 Mei 2021, lewat sambungan telepon untuk responden usia minimum adalah 17 tahun atau sudah memenuhi syarat pemilih. Dengan 1.200 reponden yang mewakili 34 provinsi di Indonesia.

Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan memperhatikan jumlah proporsionalitas antara jumlah sampel dengan jumlah pemilih di setiap provinsi. Margin of error dalam survei ini kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan hingga 95 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement