Ahad 23 May 2021 00:17 WIB

Tokoh Adat Desak Pemerintah Selamatkan Danau Maninjau

Penyelamatan Danau Maninjau bisa dimulai dari hulu sungai.

Red: Indira Rezkisari
Nelayan melintas di dekat ribuan ikan karamba jaring apung yang mati di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Kamis (29/4/2021). Matinya ikan karamba jaring apung tersebut disebabkan kurangnya kadar oksigen di dasar danau dan cuaca buruk yang melanda daerah tersebut.
Foto: Antara/Muhammad Arif Pribadi
Nelayan melintas di dekat ribuan ikan karamba jaring apung yang mati di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Kamis (29/4/2021). Matinya ikan karamba jaring apung tersebut disebabkan kurangnya kadar oksigen di dasar danau dan cuaca buruk yang melanda daerah tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, LUBUKBASUNG -- Tokoh adat Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, Sumatra Barat, tergabung dalam Forum Masyarakat Adat Danau Maninjau (FMADM) mendukung pemerintah dalam menyelamatkan Danau Maninjau. Danau vulkanik tersebut terancam dari pencemaran hingga perlu diselamatkan untuk masa depan masyarakat setempat.

"Kami mendukung apabila pemerintah pusat sampai daerah serius dalam menyelamatkan Danau Maninjau dari pencemaran," kata penggagas Forum Masyarakat Selingka Danau Maninjau (FMSDM), Fauzi Maaruf Dt Gunuang Ameh di Lubukbasung, Sabtu (22/5). Ia mengatakan, penyelamatan danau tersebut harus dilakukan mulai dari hulu sungai yang menyumbangkan air ke danau dengan cara penanaman pohon sekitar perbukitan.

Baca Juga

Dengan cara itu, tambahnya, sungai merupakan sumber air di danau akan bermunculan. Setelah itu, membersihkan sumber mata air di dalam danau yang tersumbat sedimen.

"Ini harus dilakukan supaya kita akan meninggalkan mata air bagi penerus, bukan air mata," katanya.