REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI – Operasi pengaruh anti-Muslim India dalam mendukung Israel menjelaskan bagaimana kampanye gangguan informasi India beroperasi dan menargetkan Muslim India.
Pada malam 12 Mei, sebuah panggilan terbuka diluncurkan di media sosial India untuk membuat trending anti-Muslim #UnitedAgainstJehad.
Teks tersebut disertai dengan grafik dengan instruksi yang lebih rinci: "Anda harus men-tweet setidaknya 40 kali. Jihad Islam radikal jauh lebih berbahaya daripada pandemi apapun."
@RandomIndianGuy adalah penulis cuitan pertama ini. Ia adalah seorang "nasionalis garis keras," menurut profil Twitter-nya, dan promotor tetap narasi Islamofobia, pro-Hindu.