Ahad 23 May 2021 12:06 WIB

Korban Banjir di Cigudeg Butuh Air Bersih

Selain air bersih, warga juga membutuhkan mukena yang terendam banjir.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Bilal Ramadhan
Warga Kampung Kadaung, Desa Rengasjajar, Cigudeg, Kabupaten Bogor sedang membersihkan bekas banjir yang melanda kampung tersebut.
Foto: Shabrina Zakaria
Warga Kampung Kadaung, Desa Rengasjajar, Cigudeg, Kabupaten Bogor sedang membersihkan bekas banjir yang melanda kampung tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, Banjir yang melanda Kampung Kadaung, Desa Rengasjajar, Cigudeg, Kabupaten Bogor pada Senin (17/5) malam masih menyisakan berbagai ‘pekerjaan rumah’ bagi warga. Terutama warga RT 01 RW 15 yang rumahnya terletak hanya sekitar 10 meter tepat di depan tanggul yang jebol.

Tanah tebal dan lengket sekitar 10 cm yang masih tersisa membuat kaki sulit melangkah. Noda-noda bekas lumpur pun masih menempel pada barang-barang milik warga, mulai dari kandang ternak yang sudah kosong, motor, halaman depan, bahkan di tembok-tembok rumah warga.

Pantauan Republika di lokasi pada Rabu (19/5), puluhan warga bersama para relawan tengah bergotong royong memperbaiki saluran air di dekat tanggul yang tersumbat. Sementara, sebagian warga lain sedang mencuci barang-barang yang kotor terkena lumpur. Mulai dari perabotan rumah, baju, dan sepatu.

Tak heran, saat ini warga terdampak bencana sangat membutuhkan air bersih. Lantaran, saluran air bersih mereka rusak terbawa banjir lintasan yang cukup deras pada Senin malam lalu.

“Sekarang kami butuh air bersih, dan deterjen kalau bisa. Karena baju pada kotor semua. Saluran air juga ada yang rusak, ada yang putus paralonnya kebawa banjir,” ujar salah seorang warga, Banda Niji.

Sambil duduk di atas potongan batang pohon kelapa, pria yang biasa disapa Niji ini bercerita, banjir yang melanda wilayahnya terjadi sekitar pukul 19.30 WIB. Karena kondisi saat itu tengah hujan, seluruh warga tengah berada di dalam rumah.

Tidak disangka, air di Kali Cidangdeur yang memang letaknya lebih tinggi dari permukiman warga, perlahan-lahan naik. Sekitar lima menit kemudian, air sudah meluap dari atas tanggul, dan melintasi rumah warga dengan derasnya. Bahkan berhasil menjebol tanggul sepanjang 3 meter.

Akibatnya, hewan ternak milik warga seperti kambing dan ayam yang kandangnya terletak di luar rumah turut hanyut terbawa banjir. Selama 40 hingga 50 tahun ke belakang, menurut Niji, banjir saat itu merupakan banjir terbesar yang pernah terjadi.

Selain membutuhkan air bersih, Niji mengaku, warga lain, terutama para wanita juga membutuhkan mukena. Sebab, mukena-mukena mereka saat ini masih dijemur setelah dibersihkan dari lumpur. Termasuk buku tulis untuk anak-anak belajar.

Bupati Bogor, Ade Munawaroh Yasin pun mengunjungi lokasi bencana. Terutama ke rumah-rumah yang terdampak. Berdasarkan catatan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, di Kampung Kadaung terdapat 257 kepala keluarga (KK) yang terdiri atas 982 jiwa terdampak. Tak hanya itu, tercatat enam unit rumah mengalami rusak sedang dan dua rumah mengalami rusak berat.

“Jadi ini dipantau terus di sini, turun Dinsos, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, BPBD Kabupaten Bogor, dan semua yang terlibat termasuk relawan-relawan di sini,” kata Ade.

Tak hanya mengunjungi Kampung Kadaung, Ade juga akan memastikan kondisi warganya yang juga terdampak banjir di desa lain yakni di Desa Tegalega. Dimana, desa tersebut juga dilanda banjir dari aliran Kali Cidangdeur pada Senin malam.

Kepala BPBD Kabupaten Bogor, Yani Hassan langsung mengerahkan anggotanya untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga. Segera setelah mendengar kebutuhan warga terdampak banjir.

Berdasarkan pantauannya, sumber-sumber air bersih di lokasi bencana mengalami kekeruhan. Mulai dari sumur, hingga ada yang terputus terbawa banjir. Seperti yang dikeluhkan warga. Untuk itu, pihaknya mengirimkan bantuan tangki air. Termasuk untuk membantu sebelum musim kemarau tiba.

“Kesehatan jangan sampai ada yang jatuh. Sekarang sumber-sumber air di sini keruh. Ada yang terputus, ada yang keruh, sumur kuga keruh. Makanya ini sedang dalam perjalanan air bersihnya,” kata Yani.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement