REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Dua desa wisata yakni Desa Nisombalia di Kecamatan Marusu dan Desa Bontolempangan di Kecamatan Bontoa mulai dikembangkan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
"Untuk pengembangan desa wisata tersebut dan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) pengelolanya, kami bekerja sama dengan pihak Politeknik Pariwisata Makassar," kata Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Maros, M Ferdiansyah disela penandatanganan MoU kedua belah pihak di Makassar, Sabtu (22/5).
Menurut dia, dengan adanya kerja sama dua pihak, diharapkan dua desa ini bisa berjalan dengan baik dengan adanya pendampingan dari pihak Poltekpar Makassar.
"Kami berharap di dua desa ini yang kami dampingi masyarakatnya bisa menjadi desa mandiri dan nantinya bisa menghasilkan kepariwisataan yang berkelanjutan untuk masyarakat sendiri," jelasnya.
Sementara pemilihan dua desa tersebut sebagai desa wisata, lanjut dia, karena dua desa ini sangat potensial untuk menjadi desa wisata. Potensi untuk sumbangan ke sektor pariwisata di Sulsel sesuai usulan Pemrov Sulsel adalah karst, khususnya yang berada di Desa Bontolempangan, Kecamatan Bontoa.
Sementara di Desa Nisombalian, potensinya berupa wisata bahari, kehidupan masyarakat nelayannya itu sangat potensial untuk dipromosikan sebagai daya tarik wisatawan mancanegara maupun domestik.
Dengan demikian, keduanya memiliki potensi wisata yakni Desa Nisombalia dengan wisata bahari dan Desa Bontolempangang wisata gunung karstnya yang tersambung dari Karst Rammang-Rammang yang sudah masuk dalam kawasan geopark atau Warisan budaya dunia.
Terkhusus Desa Bontolempangan yang searah dengan karst Rammang-Rammang ini akan menjadi objek wisata baru yang akan dikunjungi. Karena dekat dari jalur kereta api dan stasiun kereta, secara ekonomis akan mengalami peningkatan pendapatan masyarakatnya melalui usaha UMKM nantinya.
Dengan adanya kerja sama pendampingan dari Poltekpar ini secara akademis Pemkab Maros, maupun Disbudpar akan mendapatkan masukan atau ide untuk pengembangan pariwisata Maros ke depan termasuk desa yang memiliki objek wisata untuk dikembangkan menjadi desa wisata.