REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Syekh Nawawi Al Bantani menuliskan tentang isi munajat dan mohon ampunannya Dalfu bin Jahdar Asy Syibli. Dalfu yang dikenal dengam sebutan Abu Bakar Asy-Syibli adalah tokoh makrifat kepada Allah SWT yang terkenal dengan doa-doanya.
Berikut doa Abu Bakar Asy Syibli yang ditulis Syekh Nawawi Al Bantani dalam kitabnya Nashaih Al-Ibad.
إلهي إني أحب أن أهب لك جميع حَسَناتي مع فقري وضغفي، فكيف لا تحب سيدي أن تهب لي جميع سيئاتي مع غناك مولاي عنيي
“Allahumma ini uhibbu an ahaba laka jami’a hasanati ma’a faqri wa dha’fi, fa kaifa la tuhibbu an tahaba li jami’a sayyiati ma’a ghinaka maulaya ‘anni.”
"Wahai Tuhanku, sungguh aku senang menghaturkan kepada-Mu seluruh kebaikanku berikut kemelaratan dan kelemahanku. Maka bagaimana lagi Engkau wahai Tuhanku tidak suka menganugerahkan kepadaku seluruh kejelekanku berikut kemahakayaan-Mu untuk tidak menyiksaku."
Syekh Nawawi menafsirkan doa di atas. Maksudnya kemelaratan di sini diartikan dengan keperluan untuk memperoleh kebajikan. Kelemahan dimaksud dengan kelemahan untuk memperbanyak ibadah.
"Dan permohonan agar tidak disiksa, karena sesungguhnya kejelekan hamba itu tidak merugikan Allah SWT sebagaimana juga, kebaikan tidak menguntungkan-Nya," tulis Syekh Nawawi.
Dan Berikut ini adalah bait bait syair yang telah diijazahkan kepada Abu Bakar Asy Syibli dari salah seorang ulama terkemuka untuk dibaca tujuh kali sesudah sholat Jumat yang artinya sebagai berikut:
اِلهِي لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ اَهلاً # وَ لاَ اَقْوَي عَلَي النَّارِ الْجَحِيْمِ
فَهَبْ لِي تَوْبَةً وَ اغْفِرْ ذُنُوْبِي # فَاِنَّكَ غَافِرُ الذَنْبِ الْعَظِيْمِ
وَ عَامِّلْنِي مُعامَلةً الْكَرِيْمِ #وَ ثَبِّتْنِي عَلَي النَّهْج الْقَوِيْمِ
"Ya Tuhanku tak layak bagiku menghuni surga firdaus. Namun aku tak kuat bila menempati neraka jahim. Maafkanlah semua kesalahanku dan ampunilah semua dosaku karena hanya Engkaulah yang mengampuni dosa-dosa yang besar. Perlakukanlah daku dengan perlakuan yang terhormat dan kokohkanlah keyakinanku pada jalan yang benar."
Diceritakan bahwa pada suatu hari Abu Bakar Abu Bakar Asy Syibli datang kepada Ibnu Mujahid. Tiba-tiba Ibnu Mujahid merangkulnya, lalu mencium keningnya. Ketika ditanya kepadanya tentang sambutan kepada Abu Bakar Asy Syibli beli itu ia menjawab.
"Aku telah bermimpi melihat Rasulullah mencium Abu Bakar Asy Syibli lalu aku bertanya kepada Rasulullah. Mengapa engkau berbuat demikian terhadap Asy Syibli? Beliau menjawab karena tidaklah dia mengerjakan sholat fardhu, melainkan dia membaca dua ayat berikut sesudah sholat.
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
"Sesungguhnya telah datang kepada kalian seorang rasul dari kalangan kalian sendiri. Berat terasa olehnya penderitaan kalian; dan dia sangat menginginkan keselamatan dan keimanan bagi kalian dan amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang Mukmin. Jika mereka berpaling dari keimanan, maka katakanlah: cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal; dan dia Tuhan yang memiliki Arsy yang Agung." (QS At Taubah ayat 128-129).
Sesudah itu dia membaca shalawat berikut untukku, yaitu 'sallallahu alaika ya Muhammad' (Semoga Allah melimpahkan shalawat-Nya kepadmu wahai Muhammad." "Selanjutnya, aku menanyakan kepada Asy Syibli bacaan yang diucapkan sesudah sholat, maka dia menyebutkan hal yang serupa."