REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Seorang jurnalis Amerika Serikat (AS) Emily Wilder dilaporkan telah dipecat dari tempatnya bekerja, The Associated Press karena dukungannya kepada Palestina saat menjadi aktivis di kampusnya Universitas Stanford. Dia dipecat dengan tuduhan melanggar kebijakan media sosial perusahaan tanpa diberitahu detil kesalahannya.
Pemecatannya pada Rabu (19/5), terjadi setelah kelompok sayap kanan di almamaternya, Universitas Stanford, meluncurkan apa yang digambarkan Wilder sebagai kampanye kotor. Tuduhan tersebut atas dasar aktivitas membela Palestina saat dia menjadi mahasiswa.
Pemecatan itu juga terjadi saat serangan militer 11 hari Israel di Jalur Gaza, yang menewaskan hampir 250 warga Palestina dan melukai lebih dari 1.900 lainnya. Sebanyak 12 orang juga tewas di Israel oleh roket yang ditembakkan dari wilayah pesisir Palestina.
“Saya adalah salah satu korban dari penegakan aturan yang asimetris seputar objektivitas dan media sosial yang telah menyensor begitu banyak jurnalis. Terutama jurnalis Palestina dan jurnalis kulit berwarna lainnya sebelum saya,” kata Wilder dalam pernyataannya dilansir dari Aljazirah, Sabtu (22/5).