REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) atau PPI melakukan monitoring dan evaluasi langsung ke beberapa cabang di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur pada 18 Mei hingga 21 Mei 2021.
Direktur Komersial dan Pengembangan PPI, Andry Tanudjaja, mengatakan, monitoring dan evaluasi diperlukan untuk terus melihat realisasi kinerja dan peluang yang semakin ketat. Khususnya, pada masa pandemi Covid-19 saat ini, selain berdiskusi mengenai kendala dan potensi daerah yang dapat lebih digali.
"Banyak hal yang masih bisa diangkat dari daerah-daerah, salah satunya dengan terus mengedepankan marketing intelligence untuk memperoleh informasi dengan pengumpulan data dan analisis pasar yang sesuai dengan keadaan pasar saat ini, di mana informasi yang diperoleh akan diolah dalam sistem informasi marketing," ujar Andry dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (23/5).
Rangkaian kunjungan juga dibarengi peninjauan ke berbagai aset milik PPI di daerah kunjungan dan bertemu dengan beberapa stakeholder PPI.
PPI memiliki sekitar 500 aset yang tersebar di 33 kota besar di seluruh Indonesia,terdiri atas bermacam fungsi seperti bangunan kantor, pergudangan, rumah toko (ruko), rumah dinas, lahan kosong, penginapan, dan lain-lain dengan luasan lahan bervariasi antara 200 m2 (terkecil) sampai dua hektare dengan lokasi-lokasi strategis dan bernilai komersial tinggi.
Pada kunjungannya ke Semarang, Andry bertemu Sarana Pembangunan Jawa Tengah (SPJT) untuk percepatan ekspansi penambahan Grosir Desa dalam rangka mendukung pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. Andry menyebut, percepatan penambahan Grosir Desa di Jawa Tengah ini juga bekerja sama dengan BumDes.
"Selain untuk ekspansi bisnis PPI, kerja sama ini juga ditujukan dalam rangka membantu memasarkan produk-produk UMKM setempat melalui Toko Grosir Desa," ucap Andry.