Senin 24 May 2021 12:35 WIB

Menlu AS: Solusi 2 Negara Akhiri Konflik Israel-Palestina

Menlu As akan mengunjungi Israel dan otoritas Palestina di Tepi Barat

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
 Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken
Foto: EPA
Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan solusi dua negara merupakan satu-satunya cara akhiri konflik Israel-Palestina. Di stasiun televisi ABC, ia mengatakan itu satu-satunya cara agar kawasan bisa melangkah maju.

"(Gencatan senjata antara Israel dan Hamas) sangat penting untuk menempatkan AS dalam posisi di sebuah poros untuk membangun sesuatu yang lebih positif," kata Blinken seperti dikutip Alarabiya, Senin (24/5).

Baca Juga

Sebagai bagian dari upaya Washington membangun kepercayaan di Gaza, Blinken akan mengunjungi Israel dan Otoritas Palestina di Tepi Barat pada Rabu (26/5) dan Kamis (27/5) mendatang.

"Upaya mengatasi situasi kemanusiaan yang sangat buruk di Gaza harus dimulai dari sekarang, lalu membangun, rekonstruksi  yang rusak, dan yang penting keterlibatan dua pihak untuk mencoba memulai perbaikan nyata pada kehidupan rakyat sehingga rakyat Israel dan Palestina dapat hidup dengan martabat, keamanan, dan perdamaian yang setara," kata Blinken.

Blinken menekankan bila kedua belah pihak tidak dapat bekerja sama dalam sesuatu yang positif, maka kekerasan dapat terulang kembali.

"Lihat pada akhirnya satu-satunya cara adalah memastikan masa depan Israel sebagai negara demokrasi dan Yahudi, dan tentu satu-satunya cara adalah memberi Palestina negara yang sudah menjadi hak mereka, ke sanalah kami harus melangkah," kata Blinken.

"Kami harus mulai menempatkan kondisi yang membuat kedua belah pihak dapat bekerjasama dalam cara yang berarti dan positif menuju solusi dua negara," tambahnya.

 

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement