REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol. Gatot Repli Handoko membenarkan, adanya seorang anggota TNI yang menjadi korban penganiayaan di Terminal Bungurasih, Sidoarjo pada Ahad (23/5). Gatot mengaku, pihaknya sudah menangkap empat orang terkait penganiayaan tersebut.
Empat orang yang ditangkap diduga merupakan otak dari pengeroyokan tersebut. "Empat itu otaknya pelaku, yang meneriaki maling sama memukuli," ujar Gatot di Mapolda Jatim, Surabaya, Senin (24/5).
Gatot mengungkapkan, pihaknya masih mengejar lima orang lainnya yang diduga terlibat penganiayaan tersebut. Gatot pun mengimbau, kelimanya menyerahkan diri.
Gatot mengungkapkan, mereka yang menjadi terduga pelaku pengeroyokan merupakan preman di terminal setempat.
"Yang masih dikejar lima orang yang ikut serta mengeroyok. Preman terminal. Sisanya harap menyerahkan diri," ujar Gatot.
Sebelumnya, Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol. Sumardji mengungkapkan, anggota TNI yang menjadi korban pengeroyokan adalah Pratu Marinir Jehezkial Yusuf Sakan (28 tahun). Korban ditemukan warga terkapar penuh luka di pintu keluar Terminal Bus Purabaya, Bungurasih, Sidoarjo pada Ahad (23/5).
“Ada 10 lebih orang pelaku yang memang sehari-hari membikin resah di kawasan Terminal Bungurasih, dan saat ini kami bersama intel TNI AL berhasil menangkap empat orang pelaku. Disanya akan terus kami kejar,” ujar Sumardji.
Keempat orang pelaku yang berhasil diringkus antara lain UNH asal Trenggalek, MRT, FCP, dan YMK yang merupakan warga sekitar terminal. Sumardji mengungkapkan, kejadian ini bermula saat korban lewat di sekitaran pintu keluar Terminal Bus Purabaya Bungurasih. Kemudian diteriaki maling oleh salah satu pelaku.
"Sehingga tanpa pikir panjang para pelaku lainnya spontan ikut mengeroyok korban hingga tak berdaya," kata dia.