Senin 24 May 2021 13:07 WIB

Iran Akhiri Akses Lembaga Pemantau Nuklir PBB

Akses ke gambar yang diambil dari dalam situs-situs nuklir Iran akan ditarik.

Rep: Lintar Satria / Red: Nur Aini
Faslitas Nuklir Iran.
Foto: google.com
Faslitas Nuklir Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Ketua Parlemen Iran Mohammad Baqer Ghalibaf mengatakan kesepakatan dengan lembaga pemantau nuklir PBB (IAEA) sudah berakhir. Akses ke gambar yang diambil dari dalam situs-situs nuklir Iran akan ditarik.

Pengumuman yang disampaikan Ahad (23/5) kemarin itu meningkatkan pertanyaan mengenai masa depan perundingan tidak langsung antara Amerika Serikat (AS) dan Iran. Kedua negara sedang berupaya bergabung kembali ke kesepakatan nuklir Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).

Baca Juga

"Mulai 22 Mei dan berakhirnya kesepakatan tiga bulan, IAEA tidak lagi memiliki akses untuk mengumpulkan data dengan kamera di dalam fasilitas nuklir seperti yang telah disepakati dalam perjanjian," kata Ghalibaf di stasiun televisi pemerintah seperti dikutip Aljazirah, Selasa (24/5).

Pada bulan Februari lalu, Teheran membuat kesepakatan tiga bulan dengan IAEA (International Atomic Energy Agency). Kesepakatan itu untuk meredam dampak langkah Iran mengurangi kepatuhan terhadap sejumlah kesepakatan di JCPOA.

Dalam kesepakatan tersebut IAEA juga dapat memantau sejumlah aktivitas nuklir yang seharusnya dihentikan. Ketua IAEA Rafael Grossi sedang berunding dengan Iran untuk memperpanjang kesepakatan tersebut.

Pekan lalu diplomat-diplomat Eropa mengatakan kegagalan untuk memperpanjang kesepakatan ini akan mempersulit perundingan tidak langsung antara Washington dan Teheran untuk mengatasi krisis. Perundingan tidak langsung yang digelar di Vienna itu akan dilanjutkan pekan depan.

IAEA sempat menjadwalkan konferensi pers pada Ahad kemarin tapi mereka mengatakan Grossi masih menggelar 'konsultasi dengan Teheran'. Konferensi persnya pun ditunda Senin ini. Pejabat Iran yang tak disebutkan namanya dikutip mengatakan kesepakatan antara IAEA dan Teheran dapat diperpanjang 'dengan syarat' selama satu bulan.

"Bila diperpanjang selama satu bulan dan bila selama periode ini kekuatan-kekuatan dunia, menerima tuntutan hukum Iran, data akan diserahkan ke lembaga itu, jika tidak gambar-gambarnya akan dihapus selamanya," kata seorang anggota Dewan Tertinggi Keamanan Nasional Iran.

Tanpa mengomentari pernyataan ketua parlemen, Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan Teheran akan melanjutkan perundingan di Vienna. "Sampai kesepakatan akhir dicapai," katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement